“Car Free Day” sebagai Ajang Pengabdian Masyarakat Melalui Edukasi Budi Daya dan Pengolahan Hasil Peternakan

Jum'at, 13/12/2024 18:20 WIB
Kunjungan dari Tim Pimpinan Universitas Andalas

Kunjungan dari Tim Pimpinan Universitas Andalas

OLEH Ade Sukma, Ph.D (Dosen Fakultas Peternakan Unand)

Universitas Andalas (Unand) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengintegrasikan pendidikan tinggi dengan pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, LPPM memfasilitasi Fakultas Peternakan untuk mengambil bagian dalam kegiatan Car Free Day (CFD) pada 8 Desember 2024 (dan akan terus berkelanjutan) di Jalan Rasuna Said, depan Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat.

Kegiatan ini mengusung tema “Edukasi Budi Daya dan Pengolahan Hasil Peternakan”, bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekaligus memperkenalkan hasil riset unggulan fakultas.

Kegiatan ini berlangsung dari pukul 07.00-10.00 WIB dan turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari lingkungan kampus Universitas Andalas, termasuk Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Peternakan.

Selain itu, LPPM juga memberikan kesempatan kepada Fakultas Teknologi Hasil Pertanian dan Fakultas Kedokteran, yang diwakili oleh Departemen Kesehatan Mata, untuk berpartisipasi dalam acara ini. Kunjungan tim pimpinan universitas, seperti Wakil Rektor 1 serta Ketua dan Sekretaris LPPM, menambah semarak kegiatan dengan memberikan apresiasi dan motivasi kepada para peserta dan pengunjung stand fakultas.

Salah satu daya tarik utama dari stand Fakultas Peternakan adalah edukasi mengenai budi daya lebah tanpa sengat khas Sumatera Barat, yaitu galo-galo. Lebah ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena kemampuannya menghasilkan madu berkualitas tinggi dengan nilai ekonomi dan ekologis yang signifikan.

Dalam acara ini, pengunjung diberi kesempatan untuk mempelajari jenis-jenis lebah, cara penggunaan stup (sarang lebah), serta metode panen madu yang baik dan ramah lingkungan.

Pada stand Fakultas Peternakan Universitas Andalas juga menyediakan sampling dari empat jenis madu galo-galo yang memiliki cita rasa khas yang berbeda dibandingkan madu dari lebah sengat yang umum dikonsumsi masyarakat. Menariknya, madu galo-galo cenderung memiliki rasa yang lebih asam, suatu karakteristik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Para pengunjung, mulai dari akademisi hingga masyarakat umum, terlihat sangat antusias mencoba rasa madu ini dan berdiskusi dengan tim Fakultas Peternakan mengenai potensi pengembangannya di Sumatera Barat.

Selain edukasi tentang lebah galo-galo, Fakultas Peternakan juga mempromosikan produk olahan peternakan lain seperti telur asin rendah kolesterol dan yoghurt dengan starter bakteri yang diambil dari madu galo-galo dalam salah satu upaya menjaga kesehatan masyarakat.

Kedua produk ini dikembangkan sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan sehat untuk mencegah stunting.

Telur asin rendah kolesterol menarik perhatian karena manfaat kesehatannya, terutama bagi mereka yang peduli pada kesehatan jantung. Sementara itu, yoghurt yang diformulasi dengan starter bakteri dari madu galo-galo menawarkan inovasi dalam pengolahan susu fermentasi yang tidak hanya enak tetapi juga kaya manfaat probiotik.

Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang promosi bagi Fakultas Peternakan, tetapi juga menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Stand Fakultas Peternakan menjadi titik edukasi yang memberikan wawasan baru bagi pengunjung tentang potensi unggulan Sumatera Barat, khususnya di sektor peternakan.

Madu galo-galo, misalnya, dipromosikan sebagai salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk lokal unggulan. Selain bernilai ekonomis, lebah ini juga memiliki peran ekologis penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama melalui penyerbukan tanaman. Dengan edukasi ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya mengonsumsi produk lebah, tetapi juga mulai memahami pentingnya keberlanjutan budidaya lebah di lingkungan mereka.

Kunjungan dari pimpinan universitas, termasuk Wakil Rektor 1 serta Ketua dan Sekretaris LPPM, memberikan semangat bagi para peserta stand. Mereka tidak hanya memberikan apresiasi atas inovasi-inovasi yang dipamerkan, tetapi juga mendorong kegiatan serupa untuk terus dilakukan di masa akan datang. Kehadiran para pimpinan ini mencerminkan komitmen Universitas Andalas dalam mendukung pengabdian masyarakat sebagai salah satu pilar utama pendidikan tinggi.

Antusiasme pengunjung juga menjadi salah satu indikator kesuksesan kegiatan ini. Baik mahasiswa, akademisi, maupun masyarakat umum terlihat sangat tertarik mencoba madu Galo-Galo, mencicipi produk susu fermentasi, dan mendapatkan telur asin rendah kolesterol. Bahkan, beberapa pengunjung terlihat mendokumentasikan pengalaman mereka untuk dibagikan di media sosial, yang secara tidak langsung membantu memperluas jangkauan promosi kegiatan ini.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Edukasi yang diberikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka tentang produk peternakan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di bidang budi daya lebah galo-galo dan pengolahan hasil peternakan lainnya.

Dengan demikian, Fakultas Peternakan Universitas Andalas tidak hanya berperan sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi dan pelestari budaya lokal.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara universitas dan masyarakat, tetapi juga membuka peluang bagi inovasi-inovasi baru di bidang peternakan. Dengan antusiasme tinggi dari pengunjung, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum, Universitas Andalas menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pembangunan masyarakat, khususnya di Sumatera Barat.

Melalui upaya-upaya seperti ini, diharapkan Universitas Andalas dapat terus menjadi pelopor dalam pengabdian kepada masyarakat, membawa manfaat nyata bagi semua pihak yang terlibat.

Ke depannya, semoga kegiatan ini dapat menginspirasi institusi pendidikan lainnya untuk melakukan hal serupa, demi membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. *



BACA JUGA