OLEH Ishak Bagindo Fahmi (Pencinta Seni Budaya)
PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH (PKD) Sumatera Barat 2024 yang berlangsung dari 2-6 Oktober 2024 telah berakhir. PKD Sumbar 2024 dinilai memberikan ruang dan apresiasi bagi kesenian tradisional dan seni kreasi berbasis tradisi Minangkabau. Dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun lalu, yang dilangsungkan di basement parkiran Gedung Kebudayaan yang belum selesai, PKD kali ini memperlihatkan peningkatan yang relatif lebih baik dalam hal lokasi dan kenyamanan dengan pemanfaatan ruang yang lebih terbuka. Namun, pelaksanaan tahun ini juga tidak terlepas dari tantangan, terutama akibat hujan lebat yang kerap melanda Sumatera Barat pada bulan-bulan berakhiran "ber", seperti Oktober ini.
Penyelenggaraan tahun lalu yang dilangsungkan di basement parkiran Gedung Kebudayaan banyak keterbatasan. Selain kurang representatif, ruang yang belum selesai itu menimbulkan kendala teknis dan kenyamanan bagi peserta serta pengunjung. Kini pelaksana PKD Sumbar 2024 berusaha memperbaiki kondisi tersebut dengan memanfaatkan ruang terbuka yang lebih luas, yang mampu menampung lebih banyak kegiatan dan partisipasi masyarakat.
Namun, tantangan cuaca menjadi kendala yang cukup besar. Hujan lebat yang sering turun menghambat kelancaran beberapa rangkaian acara, khususnya kegiatan dan pertunjukan outdoor.
Ini menjadi evaluasi penting untuk penyelenggaraan PKD mendatang, bagaimana faktor cuaca bisa diantisipasi dengan lebih matang.
Dari segi komposisi dan keterwakilan komunitas kesenian, PKD Sumbar 2024 sudah tergarap cukup baik. Partisipasi komunitas kesenian dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat memperlihatkan bahwa keberagaman seni didaerah tetap menjadi prioritas. Namun, publikasi acara masih menjadi area yang perlu diperbaiki.
Untuk meningkatkan keterlibatan publik dan memperluas jangkauan, ke depan diharapkan panitia memanfaatkan teknologi informasi yang lebih optimal melibatkan influencer lokal dan pelaku pariwisata. Mereka memiliki peran penting dalam menarik perhatian khalayak yang lebih luas, terutama di era digital seperti sekarang.
Konon katanya salah satu kendala utama dalam penyelenggaraan PKD Sumbar 2024 adalah keterbatasan dana. Anggaran yang terbatas berdampak pada beberapa aspek pelaksanaan yang tidak maksimal. Dengan terpilihnya Gubernur Sumbar untuk masa bakti 2025-2030, diharapkan alokasi dana untuk PKD pada tahun 2025 bisa lebih optimal dan rasional. Dengan dukungan anggaran yang memadai, kegiatan kesenian berbasis tradisi dan kesenian tradisional dapat ditampilkan lebih maksimal.
Ada juga anggapan bahwa PKD Sumbar 2024 hanya menjadi panggung "Pekan Ekspresi Kesenian", sehingga mengurangi esensi sebagai "Pekan Kebudayaan Daerah " yang mendalam. Pandangan ini seharusnya menjadi bahan evaluasi agar PKD Sumbar tidak hanya menjadi ajang hiburan penampilan kesenian berbasis tradisi, namun juga ruang yang mendukung “prosesi kebudayaan/adat istiadat” yang lebih bermakna.
Di masa mendatang kegiatan seperti diskusi kesenian dan workshop lebih banyak melibatkan orang-orang berkompeten di bidang seni dan budaya. Diskusi sebaiknya diarahkan pada problem solving/mencari solusi atas tantangan kebudayaan/kesenian daerah ke depan dan workshop berdampak pada peningkatan pemahaman dan kualitas berkesenian.
Simpulan sementara, PKD Sumatera Barat 2024 telah mencoba melakukan perubahan dari lokasi yang kurang layak ke tempat relatif lebih layak, tantangan cuaca, keterbatasan dana, dan perlunya memperkuat dimensi penampilan prosesi budaya/adat istiadat yang lebih optimal dan bermakna masih menjadi perhatian utama.
Diharapkan dengan dukungan dana lebih rasional di tahun 2025, PKD Sumatera Barat bisa menjadi ajang yang lebih optimal dalam menampilkan tradisi, seni, dan kebudayaan Sumatera Barat secara utuh, sekaligus menjadi ruang yang membahas isu-isu budaya dengan lebih bijak dan solutif. *
Padang, 7 Oktober 2024