Jumlah Kelas Menengah Terus Turun, Ini Strategi Bagi Generasi Muda Hadapi Tekanan Ekonomi

Rabu, 18/09/2024 18:14 WIB
User interface aplikasi perbankan digital Krom

User interface aplikasi perbankan digital Krom

Jalarta, sumbarsatu.com—Tahun 2024 menghadirkan tantangan besar bagi kelas menengah di Indonesia, yang mayoritas terdiri dari  generasi  muda.  Data  Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan drastis jumlah kelas menengah sejak pandemi, dari 21,54% pada 2019 menjadi hanya 17,44% pada 2024.

Penurunan ini mencerminkan tren yang mengkhawatirkan, dengan makin banyak generasi muda yang turun kelas ke kelompok aspiring middle class, yaitu mereka yang berada di antara kelas bawah dan menengah.

Kondisi ini juga menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi, mengingat bahwa kelas menengah selama ini menjadi motor utama konsumsi domestik.

Selain  akibat  dari  efek  domino dari pandemi dan tekanan ekonomi, penurunan kelas menengah di Indonesia juga disebabkan oleh perubahan prioritas pengeluaran kelas menengah.

Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu  menunjukkan bahwa pengeluaran kelas menengah untuk kebutuhan produktif relatif menurun. Sementara terjadi peningkatan untuk kebutuhan tersier  seperti  hiburan,  barang  mewah,  hingga  keperluan pesta.

Akibatnya, ruang untuk menabung semakin  terbatas.  Dalam  situasi  ini, generasi muda perlu mengadopsi strategi keuangan yang lebih cerdas dan proaktif. Peran bank digital pun dapat dioptimalkan sebagai solusi inovatif agar generasi muda lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Dengan suku bunga kompetitif dan fitur canggih, bank digital dapat membantu mereka dalam mengelola dan menumbuhkan aset secara efektif.

"Dampak dari ketidakpastian ekonomi saat ini semakin nyata, terutama bagi generasi muda dan kelas menengah. Tidak  sedikit  dari  mereka  yang  kini  harus  mengandalkan  tabungan  untuk  memenuhi  kebutuhan sehari-hari, dan pada akhirnya menggerus aset mereka,” kata Anton Hermawan, Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, dalam relis yang diterima sumbarsatu, Rabu 18 September 2024.

Oleh karena itu, tambahnya, generasi muda perlu mengubah strategi keuangan mereka, yang bukan hanya berfokus pada menabung, tetapi sekaligus menumbuhkan aset secara berkelanjutan. 

“Kami melihat bahwa solusi inovatif dari bank digital, yang inklusif dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat dapat menjadi kunci untuk membantu generasi muda dan kelas menengah dalam menghadapi tekanan ekonomi serta memperkuat fondasi keuangan di masa mendatang,” jelasnya.

Jika  mampu  dimanfaatkan  secara  maksimal, kehadiran bank digital bahkan memungkinkan generasi muda untuk mendapatkan pemasukan tambahan. Sebab, bank digital menawarkan keuntungan yang lebih optimal dibandingkan bank konvensional.

Krom Bank misalnya, yang menawarkan produk dengan suku  bunga  di  atas  rata-rata  industri,  yaitu  6 persen  untuk tabungan dan hingga 8,75 persen untuk deposito. Fleksibilitas  tenor  harian  deposito  yang ditawarkan Krom Bank mulai dari 14 hingga 180 hari.

Selain itu memungkinkan pencairan dana dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan nasabah. Ditambah lagi, Krom Bank juga menawarkan bebas biaya admin bulanan, sehingga nasabah dapat menumbuhkan aset tanpa beban tambahan. Hal ini akan membantu nasabah dalam mengelola dan menumbuhkan uang mereka di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi pada saat ini.

Lantas,  apa  yang  harus  dilakukan  oleh  generasi  muda  agar  dapat  bertahan  dan bahkan mencapai kemandirian finansial di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi saat ini?

Berikut beberapa strateginya antara lain, disiplin atur pengeluaran, budgeting jadi senjata utama hadapi tekanan ekonomi. Pencatatan pengeluaran membantu generasi muda untuk mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu.

Sementara itu, budgeting dalam pos-pos terpisah juga diperlukan untuk mengatur prioritas  pengeluaran,  dengan metode seperti 50/30/20 membagi pendapatan menjadi 50 persen  untuk kebutuhan, 30 persen untuk tabungan dan utang, dan 20 persen untuk hobi/hiburan.

Selain itu, menetapkan jumlah tabungan di awal bulan di tengah pendapatan yang stagnan. Dengan cara ini, tabungan menjadi bagian integral dari anggaran bulanan, sehingga mengurangi risiko pemborosan dan membantu membangun cadangan keuangan yang dapat digunakan untuk menghadapi situasi darurat atau peluang investasi.

Juga perlu siapkan dana darurat sejak dini. Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti pandemi, PHK, serta menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi seperti saat ini.

Besaran dana darurat yang ideal adalah 3-12 kali gaji bulanan. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, kita dapat mengurangi stres finansial dan tetap bertahan dalam krisis tanpa mengganggu tabungan.

Pilih instrumen investasi yang konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi. PIlihan  investasi  deposito  yang  memiliki  bunga  kompetitif  menjadi langkah tepat di kondisi penuh ketidakpastian.

Seperti di Krom Bank misalnya, yang menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen sehingga memungkinkan generasi muda meraih return maksimal dengan risiko minimal.

Dengan menerapkan strategi keuangan yang cermat dan memanfaatkan solusi inovatif dari bank digital, generasi  muda diharapkan dapat mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi saat ini.

“Krom bank menyadari bahwa kondisi ekonomi saat ini menghadirkan tantangan tersendiri, terutama bagi generasi muda. Namun, kami percaya bahwa dengan strategi keuangan yang tepat dan fitur-fitur inovatif dari bank digital, generasi muda dapat bertahan dan bahkan mencapai financial freedom. Dengan semangat

"Grow  Your  Money,  kami  berkomitmen  untuk  mendampingi  mereka dalam perjalanan finansial ini, membantu mengelola dan menumbuhkan uang mereka di tengah ketidakpastian ekonomi yang terjadi saat ini,” tutup  Anton. SSC/REL

Iklan

BACA JUGA