Galanggang Arang 2024, Malam Ini Puncak Peringatan 5 Tahun WTBOS Dirayakan di Kota Sawahlunto

Sabtu, 06/07/2024 07:54 WIB
Galanggang Arang #3 Sawahlunto malam ini digelar sebagai puncak peringatan 5 tahun WTBOS

Galanggang Arang #3 Sawahlunto malam ini digelar sebagai puncak peringatan 5 tahun WTBOS

 

Sawahlunto, sumbarsatu.com—Puncak rangkaian Galanggang Arang 2024 dan lima tahun penetapan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) oleh UNESCO, digelar malam ini, Sabtu 6 Juli 2024 di kawasan cagar budaya Museum Goedang Ransoem Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Klimaksnya  menghadirkan pertunjukan musik hasil kerja kolaborasi seratusan musisi kontemporer dan tradisional, serta pembacaan komitmen dari guru dan kaum muda terhadap warisan dunia,

Dalam penjadwalan, peringatan lima tahun WTBOS dihadiri Hilmar Farid, Dirjenbud, Kemendikbudristek RI sekaligus meresmikan Galanggang Arang 2024 sebagai puncak peringatan 5 tahun WTBOS.

Selain menghadirkan pertunjukan musik kerja kolaborasi antarmusisi, pada sorenya digelar karnaval dan pawai budaya yang menggambarkan perjalanan multikultural dan keberagaman di Kota Arang Sawahlunto ini. Pawai budaya ini dimulai dari Lapangan Segitiga, terus mengelilingi Pasar Remaja dan berakhir di Museum Goedang Ransoem yang diikuti komunitas-komunitas budaya dan seni antara lain, kuda kepada, grup-grup randai, dan reog subur budoyo Sawahlunto.

Musisi Indonesia Gilang Ramadhan dan Taufik Adam, musisi dari Jepang Studio Kuri Miho dan Katsu, juga akan memanggungkan masing-masing karya musiknya sebagai respons terhadap warisan budaya dunia ini.

Menurut Edy Utama, kurator dan penanggung jawab Galanggang Arang 2024 #3 Kota Sawahlunto, rangkaian kegiatan pertunjukan seni, lokakarya, seminar, dan pameran foto WTBOS sidah dilangsungkan sejak tanggal 3 Juli pada lokasi yang terpisah di situs-situs WTBOS; kawasan PLTU Salak, Taman Silo, dan di Museum Goedang Ramsoem sebagai puncak perayaannya.

Setelah diluncurkan pada 5 Mei lalu di bawah Jembatan Siti Nurbaya Padang, Galangang Arang dilanjutkan di Stasiun Kereta Api Kota Solok pada 22-23 Juni, dan ketiga di Kota Sawahlunto pada Sabtu ini sebagai puncak memperingati lima tahun penetapan WTBOS oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada 6 Juli 2019 di Kota Baku Azerbaijan.

“Malam ini secara personal para musisi (Gilang Ramadhan, Taufil Adam,  musisi Jepang Miho dan Katsu akan menghadirkan karya-karya musiknya di atas panggung Galanggang Arang sebagai hasil kontemplatif mereka terhadap warisan dunia WTBOS ini. Ini karya musik sebagai respons atas warisan dunia. Malam ini kita akan nikmati,” kata Edy Utama.

Selain karya-karya personal, tambahnya, publik juga akan menyaksikan pertunjukan kolaborasi Gilang Ramadhan, Taufik Adam, Miho & Katsu dan 100 pemusik tradisi dari Kota Sawahlunto dan jam session. “Ini klimaksnya,” ujar sosok yang biasa disapa Bung ini.

Selain pertujukan seni dan pawai budaya, serta pameran foto WTBOS, Galanggang Arang #3 Kota Sawahlunt0 juga akan dibacakan kesepakatan kaum muda Kota Sawahlunto untuk ikut merawat warisan dunia dan pembacaan komitmen dari guru-guru MGMP untuk memperkuat ekosistem WTBOS melalui proses ajar-mengajar di semua tingkatan jenjang pendidikan.

Rangkaian Galanggang Arang #3 Kota Sawahlunto sudah dimulai sejak tanggal 2 Juli dengan bergotong-royong di situs cagar budaya kawasan PLTU Salak dan Taman Silo. Antusias masyarakat bersama dengan Pemerintah Kota Sawahlunto serta pihak PT KAI terasa sekali saat melakukan pembesihan lokasi kegiatan.

“Untuk penguatan ekosistem dan mengembangkan keberlanjutan warisan dunia WTBOS, kita juga mengajak murid-murid sekolah-sekolah dasar di Sawahlunto memeriahkan Galanggang Arang ini dengan gelaran pelbaga lomba tari dan membangun respons dan apresiasi serta kepekaan mereka terhadao properti, benda-benda cagar budaya. Dan ini kita lakukan pada semua jenjang pendidikan. Begitu juga dengan kaum mudanya,” urai Edy Utama.

Galanggang Arang tahun 2024 ini merupakan kelanjutan dari pertama digelar pada 2023 yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah kota dan kabupaten di di Sumatera Barat.

Gelaran Galanggang Arang menghadirkan semangat baru untuk keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah yang dilewati jalur WTBOS, serta pihak terkait ini tujuan utamanya untuk merawat dan menghidupkan nilai budaya warisan dunia ini dan membangun ekosisten berkebudayaan dengan memberi kemanfaatan kepada masyarakat luas.

“Dengan partisipasi yang lebih besar dari masyarakat setempat dan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait, Galanggang Arang tahun ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi, dalam pelbagai kesempatan pada gelaran Galanggag Arang ini.

Ia menjelaskan, Galanggang Arang tidak hanya menjadi ajang perayaan, namun juga merupakan upaya konkret dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat Sumatera Barat, dalam merawat dan memahami nilai-nilai warisan budaya mereka.

“Melalui tema Anak Nagari Merawat Warisan Dunia, kegiatan ini membawa pesan kuat tentang pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam merawat dan memperkokoh warisan budaya kita,” jelasnya. SSC/MN



BACA JUGA