
Prof. Indrayuda, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. dari Universirtas Negeri Padang (UNP) membawakan artikel dengan judul “The Fanaticism of Artists and Community Towards Randai Art as a Minangkabau Cultural Identity” dalam seminar tradisi lisan di Napoli, Italia (1 Juni 2024).
Napoli, sumbarsatu.com—Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia berkolaborasi dengan Oral Traditions Association of Indonesia dan Universita’ di Napoli LÓrientale, Italia, menggelar silaturahmi kebudayaan antar keduia negara yang dilaksanakan sejak 29 Mei-2 Juni 2024.
Selain pertunjukan seni-seni tradisi lisan kedua bangsa ini, juga digelar dialog budaya, seminar, dan lokakarya yang didukung Universita’ di Napoli Lórientale Department Asia, Africa and Mediterranean maupun dari Asosiasi Tradidi Lisan Indonesia.
Pembicara dalam seminar ini dari Indonesia berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Padang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Airlangga, Universiti Sam Ratu Langi Manado, Universitas Halu Oleo Kendari, Universitas Jember, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan juga dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta dari Ketua Assosiasi Tradisi Lisan Indonesia Dr. Pudentia, M.P.S.S.
Masing-masing pembicara membawakan makalah mengenai tradisi lisan masing-masing. Begitu juga dari pihak Universita’ di Napoli Lórientale, Department Asia, Africa, and Mediterranian.
Tema besar yang diangkat dan dibincangkan adalah “Sumbangsih Tradisi Lisan dalam Pembangunan Kebudayaan Indonesia dan Sebagai Bagian dari Alat Mempertahankan Eksistensi Keberlanjutan Budaya Indonesia dalam Era Disrupsi dan 5.0 serta Menyikapi Pemikiran Generasi Z Terhadap Kebudayaan Indonesia.”
Salah seorang penyaji dalam seminar itu adalah Prof. Indrayuda, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. dari Universirtas Negeri Padang (UNP). Indrayuda membawakan artikel dengan judul “The Fanaticism of Artists and Community Towards Randai Art as a Minangkabau Cultural Identity”.
“Saya menyajikan dan memapaskan fanatisme orang MInangkabau menjaga dan mengembangkabn budaya seni tradisi randai yang terus diadaptasi seiring dengan kemajuan zaman. Randai tidak lagi main di kampung-kampung atau di nagari, tetapi di era digital ini randai juga dapat dipasarkan secara online,” kata Indrayuda kepada sumbarsatu, Minggu, 2 Juni 2024.
Ia menjelaskan lebih lanjut, untuk menyesuaikan dengan arus perkembangan zaman di era 5.0 dan generasi Z ini, maka seni tradisi randai perlu mengadopsi isu-isu masa kini, dan dikemas dengan selera pasar penonton yang bersifat universal.
Selain menyajikan makalah, Indrayuda juga menyutradarai pertunjukan randai berjudul “Kaba Malin Cahyo”, yang didukung seniman asli tradisi dari Perguruan Seni Tradisi Singo Barantai.
Pertunjukan randai “Kaba Malin Cahyo” ini ditampilkan sebagai aplikasi dari hasil riset Indrayuda bersama bersama tim Dosen Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang yang dipaparkan dalam makalahnya yang didukung penuh pembiayaannya oleh Asosiasi Tradisi Lisan bekerja sama dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek.
Kegiatan di Napoli Italis ini merupakan rangakaian pertama dari Tur Eropa Indrayuda bersama dengan Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia yang didanai Dirjen Kebudayaan,
Indrayuda menambahkan, selepas di Italia, selanjutkan rombongan menuju Universitas Leiden Belanda pada 4-10 Juni dan diteruskan ke Paris, Prancis mengikuti Sidang Warisan Budaya Tak Benda di UNESCO pada 11-13 Juni 2024. SSC/MN