
Anies Baswedan bersama rekannya saat masih kelas III SMA mewawancarai Ibu Tien Soeharto. (Foto: Istimewa).
Yogyakarta, sumbarsatu.com– Beredar video lama saat Anies Baswedan yang masih duduk di kelas III SMA wawancara dengan Raden Ayu Hj. Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto.
Dalam video itu, tampak Ibu Negara sedang diwawancarai Anies Baswedan bersama dua temannya. Anies terlihat aktif bertanya mewawancarai Ibu Tien.
Di pengujung wawacara, Ibu Tien menyampaikan terima kepada anak-anak sekalian yang telah mempunyai keinginan untuk mewancarainya dan menanyakan segala sesuatu. Ibu Tien juga mendoakan agar anak muda selalu mendapat perlindungan dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak muda diharapkan selalu bisa mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan.
“Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepada anak-anak sekalian dan tahu menempatkan dirinya sebagaimana mestinya serta mengambil bagian dalam perjuangan, menegakkan, dan mengisi perjuangan bangsa Indonesia,” kata Ibu Tien.
Saat ditunjukkan video tersebut, Anies mengaku masih sangat ingat momen itu.
“Masih ingat sekali, waktu itu saya kelas 3 SMA,” kata Anies dalam video podcast seperti dikutip KBA News, Selasa, 6 Februari 2024.
Anies mengatakan, saat wawancara dengan Ibu Tien, Anies Baswedan selaku Pemred Tanah Merdeka, sebuah program siaran TVRI Cabang Yogyakarta. Tanah Merdeka diisi oleh anak-anak muda seperti siswa SMA hingga mahasiswa tahun pertama dan kedua.
“Anak-anak muda ini diseleksi menjadi bagian reporter Tanah Merdeka,” kata Anies.
Capres Koalisi Perubahan ini mengungkapkan, pada program Tanah Merdeka ini, banyak mewawancarai tokoh-tokoh nasional.
“TVRI waktu itu dipimpin Ishadi ingin anak-anak muda melihat tokoh-tokoh nasional sebagai role model buat anak-anak. Nah, yang wawancara itu anak muda bukan senior di TVRI,” jelasnya.
“Saya aktif di Tanah Merdeka dan sering wawancara dengan banyak sekali tokoh-tokoh nasional,” imbuh Anies.
Banyak hal menarik dan membuat Anies Baswedan berkesan saat wawancara dengan para tokoh nasional itu, antara lain saat wawancara dengan Fuad Hasan yang saat itu Mendibud dan Gubernur DKI Jakarta periode 1987–1992 Wiyogo Atmodarminto.
“Saya wawancara dengan Fuad Hasan di ruang kerjanya, di kemudian hari saya menjadi Mendukbud dan menempati ruangan itu. Saya wawacara dengan Pak Wiyogo Atmodarminto di ruang kerjanya, dan di kemudian hari menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menempati di ruang kerja beliau,” jelas Anies.
“Apa yang kita lakukan tanpa pernah kita tahu,” sambungnya.
Suami Fery Farhati ini mengungkapkan, selama program Tanah Merdeka, tidak hanya wawancara dengan tokoh-tokoh politik.
“Tapi juga wawancara dengan para seniman Chrisye (penyanyi), Taufiq Ismail (sastrawab), Emha Ainun Nadjib (budayawan), Eros Djarot (filmeker), dan banyak sekali. Ada seniman, budayawan, hingga tokoh politik,” ungkapnya.
Anies pun menceritakan pengalamannya cara kerja mewawancarai para tokoh.
“Saya berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta saat liburan untuk wawancara sebanyak-banyaknya, buat stok untuk ditayangkan karena tidak ada batas waktunya,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini mengungkapkan, sebelum wawancara dengan Ibu Tien, sebenarnya berkeinginan wawancara Presiden Soeharto.
“Tapi kelihatannya waktu itu, ajudannya bilang sebelum wawancara ke Pak Harto, coba Ibu Tien dulu. Kalau Ibu Tien oke, baru le Pak Harto,” ujar Anies.
Akhirnya ada waktu wawancara dengan Ibu Tien. Anies dan teman-teman menginap di Hotel Ancol milik Pemporv DKI Jakarta waktu itu.
“Kami kontak Pak Wiyogo lalu dikasih tempat di situ. Kami belum tahu disetujui atau tidak untuk wawancara dengan Ibu Tien,” kata Anies.
Selepas Magrib dikasih tahu besok wawancara dengan Ibu Tien lalu diminta menulis pertanyaan malam itu juga. Pertanyaan dikirimkan ke ajudan.
“Jadi saya ke resepsionis hotel pinjam mesin ketik menulis pertanyaan buat Ibu Tien. lalu kita kirim ke ajudannya,” ungkapnya.
Setelah sampai Cendana, cukup lama untuk bisa wawancara. Anies dan crew menunguu di ruangan.
“Saya datang pertama kali baru tahu ada laser printer. Saat itu kita tahunya cuma printer dot matrix. Di situ sudah tulisan pertanyaan kami sudah diubah dengan diketik ulang dengan print pakai laser printer. Wah keren bener printernya ini,” paparnya.
Pada kertas itu sudah ada pertanyaan dan jawabannya. Uniknya saat wawancara, sepertinya semua tidak terpakai lagi pertanyaan dan jawabannya.
“Karena ya canversation ya seperti ngobrol biasa. Dan ternyata ketika Ibu Tien, itu merupakan wawancara satu-satunya ngobrol yang santai dan rileks. Itu pengalamannya,” jelas Anies. SSC/KBA