
Sanggar Seni Sikambang Manih Padang Panjang mendokumentasikan secara audio-visual tari adok Kenagarian Paninggahan, Kabupaten Solok
Padang Panjang, sumbarsatu.com—Sanggar Seni Sikambang Manih Padang Panjang mendokumentasikan secara audio-visual tari adok Kenagarian Paninggahan, Kabupaten Solok, secara utuh. Pendokumentasian dilakukan sejak November-Desember 2021.
Menurut Susas Rita Loravianti, Ketua Sanggar Seni Sikambang Manih Padang Panjang, tari adok merupakan salah satu seni tradisi Minangkabau yang ada di Nagari Paninggahan yang terancam punah atau hilang. Upaya pendokumentasian dan reviltalisasi terhadap tari-tari tradisi yang demikian, sesuatu keharusan.
“Pelanjut dan pewaris tari adok ini sudah mulai sulit ditemukan. Jika pun ada pewarisnya kondisi fisiknya sudah tak memungkin lagi beraktivitas. Sementara dokumentasi utuh tari adok ini sampai saat belum ada. Maka dengan argumentasi itu, Sanggar Seni Sikambang Manih melakukan pendokumentasian proses tari adok secara lengkap dan utuh sesuai tahapannya,” kata Susas Rita Loravianti kepada sumbarsatu, Jumat (17/12/2021) di Padang Panjang.
Dijelaskan Dosen Program Studi Seni Tari ISI Padang Panjang yang juga mengampu mata Penciptaan Seni Tari dan juga seorang peneliti tari ini, upaya pendokumentasian tari adok ini mendapat dukungan penuh dari program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pelestarian Nilai Budaya (BPFPNB) Tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatra Barat.
Proses setiap tahalan pendokumentasian tari adok ini juga mendapat dukungan dari ISI Padang Panjang dengan memberikan kemudahan fasilitas ruang untuk latihan dan proses pengambilan dokumen video.
“Untuk itu Sanggar Seni Sikambang Manih mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan semua pihak atas upaya pendokumentasian ini,” tambahnya.
Ia menyebutkan, tari adok adalah seni tradisional Minangkabau yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan ritual upacara adat malewakan atau pengangkatan pangulu kaum di Nagari Paninggahan. Tari ini hanya boleh ditampilkan di dalam rumah asa pangulu atau rumah gadangnya.
Adok adalah salah satu kesenian yang berkembang Nagari Paninggahan. Kesenian ini lebih sering atau lazim dikatakan sebagai kesenian tari, karena kesenian ini didominasi oleh unsur gerak atau tari, namun pada waktu pertunjukan. Tari adok ternyata juga merupakan drama atau penyampaian kisah melalui, gerak, dan dendang (nyanyian).
Dikatakannya, istilah “adok” berasal dari kata adat, yang mana dalam konteks ini berfungsi mengatur tingkah laku banagari. Kesenian tari adok pada masyarakat pendukungnya sering kali dimainkan pada seremonial adat seperti alek panghulu, dan alek perkawinan.
“Isi atau kisah yang disampaikan melalui kesenian Adok relative, atau sesuai dengan kondisi penampilan. Namun kisah tersebut tetap saja terangkum dalam 5 (lima) bagian reportoar dan gerak pokok dari tari adok tersebut,yaitu, buai–buai, dendang-dendang, adau-adau, dindin-dindin dan sijundai,” urainya.
Sanggar Seni Sikambang Manih dalam beberapa kegiatan dan programnya menaruh perhatian serius terhadap seni-seni tradisi Minangkabay yang dinilai nyaris atau terancam hilang.
“Kita sudah lakukan inventarisasi dan pendataan. Salah satu seni tradisi masyarakat Minangkabau yang terancam punah itu ialah tari alang suntiang panghulu. Tari ini merupakan tarian adat yang berasal dari Nagari Padang Laweh, Agam. Kita akan coba mendokumentasikannya secara utuh dan lengkap. Dan mungkin masih banyak lagi tarian adat yang nyaris hilang atau malah sudah tinggal nama saja. Sanggar Seni Sikambang Manih terus berupaya untuk mendokumentasikannya. Dari kerja dokumentasi ini nanti diturunkan dengan hadirnya tutorial, bahan ajar yang efektif sehingga bisa dipelajari dan diimplementasikan din tengah masyarakat,” terang koreografer nasional kelahiran Rawang Muaro Labuah ini.
Video dokumentasi tari adok yang prosesnya melibatkan anggota Sanggar Seni Sikambang Manih, antara lain Susas Rita Loravianti sebagai instruktur tari (pembimbing), Emri (komposer), Karmona (piñata tari), Jumaidil Firdaus dan Kevin (piñata musik), Syafriadi dan Erwin (videografer), Oki Satria, Rajif Ayunda, Frandy Yutra, dan Adityawarman sebagai penari.
Dokumentasi berupa video ini akan didistribusikan kepada sanggar-sanggar seni tari atau komunitas, terutama yang ada di Nagari Paninggahan, juga kepada kampus-kampus seni di Indonesia dan sekolah-sekolah seni SSC/MN