SMA Al-Istiqomah Simpang Ampek Terbaik Pertama Lomba Musikalisasi Puisi

SUTRIARTI: LITERASI AGENDA RUTIN TAHUNAN PASBAR

Kamis, 19/09/2019 07:15 WIB
Salah satu penampil dalam Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Pasaman Barat, Rabu 18 September 2019.

Salah satu penampil dalam Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Pasaman Barat, Rabu 18 September 2019.

Simpang Empat, sumbarsatu.com—Kelompok Musikalisasi Puisi SMA Al-Istiqomah, Simpang  Ampek, Pasaman Barat,” meraih penampil terbaik pertama dalam ajang lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Pasaman Barat.

Iven yang disambut antusias pelajar ini, merupakan rangkaian kegiatan literasi Gebyar Literasi Pasaman Barat 2019 yang digagas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat dilaksanakan pada Rabu, 18 September 2019 di halamaan kantor dinas yang asri ini.

“Lomba Musikalisasi Puisi antar-Pelajar SLTA se-Pasaman Barat ini merupakan rangkaian Gebyar Literasi Pasaman Barat dalam rangka memperingati “Bulan Gemar Membaca” dan “Hari Kunjungan Kepustakaan.” Sebelum lomba ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sudah melaksanakan kegiatan literasi “Mendongeng Akbar untuk Murid TK dan SD, lokakarya menulis, dan lainnya. Semua kegiatan ini bermuara pada pembangunan karakter anaka didik kita agar mereka jujur, berintegritas, dan mencintai budaya bangsanya,” kata Hj. Sutriarti, SE, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat kepada sumbarsatu, Rabu (18/9/2019) di Simpang Ampek.

Menurutnya, bulan September ini merupakan “hari rayanya” literasi nasional karena semasa Presiden Soeharto, pada 14 September 1995 ditetapkan sebagai Hari Kunjungan Kepustakaan dan Bulan Gemar Mambaca.

“Lomba Musikalisasi Puisi ini merupakan salah satu strategi kita untuk merayakan hari literasi itu. Dan dengan musikalisasi puisi ini pelajar dapat memetik hikmah dari kandungan isi puisi, serta mampu menjadikannya sebagai karya seni berupa musikalisasi puisi dengan perpaduan musik dan ekspresi terhadap puisi. Ini perlu kita dorong terus menerus,” urainya.

Tiga dewan Juri tampak serius menilai penampil Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Pasaman Barat. Sebelah kiri Hj. Sutriarti, SE, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Pasaman Barat.

Ia berharap, pelajar Pasaman Barat yang ikut berlomba dalam musikalisasi puisi ini, bisa berkompetesi dalam ajang lomba yang sama di tingkat Provinsi Sumater Barat dan nasional.   

“Pasaman Barat melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan setiap tahun menggelar kegiatan literasi ini, baik itu lomba musikalisasi puisi antarpelajar, dan juga mendongeng, menulis esai/artikel, serta lomba menulis cerita rakyat. Ini merupakan program prioritas dinas ini,” terang Sutriarti.

Sementara itu, Muharram, S.Sos,  Kepala Bidang Layanan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Arsip dan Perpustakaan Pasaman Barat yang juga sekalgus Ketua Pelaksana Lomba mengatakan, pada tahun 2019 ini, Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Pasaman Barat diikuti 6 kelompok dari 10 yang diundang.

“Keenam kelompok ini telah berlatih semaksimal mungkin selama sebulan. Mereka tampil dengan hasil kreativitas yang sangat baik, yang tentu saja berkat bimbingan guru pendampingnya. Kompetesi ini sebagai satu ruang menjaring yang terbaik dari yang terbaik. Sekolah yang muncul sebagai pemenang, itu sebagai konsekuensi harus memilih saja. Jadi mari kita bersemangat untuk literasi ini,” kata Muharram.

Trisnawati, S.Pd, guru pembimbing kelompok musikalisasi puisi dari SMKN 1 Gunung Tuleh, menyambut gembira kegiatan lomba musikalisasi puisi ini karena mampu mendorong kreativitas  dan apresiasi sastra, terutama puisi.

“Selain itu, musikalisasi puisi ini mampu membangun semangat guru-guru seni dan Bahasa Indonesia untuk membimbing anak-anaknya berkreativitas dan menjadikannya tantangan yang menarik,” kata Trisnawati.

Salah seorang anggota dewan juri lomba ini, Denni Meilizon menyebutkan, pada lomba musikalisasi puisi tahun ini, ada dua puisi yang dijadikan musikalisasi, yaitu puisi berjudul “Lagu Seorang Gerilya” karya W.S. Rendra dan “Selamat Pagi Indonesia” karya Sapardi Djoko Damono.

“Umumnya kelompok peserta lomba secara aransemen musik tak begitu bermasalah. Semua aransir lumayan bagus. Tapi bermasalah soal tafsir atau pemahaman maknawi puisi. Ini yang perlu diperhatikan untuk masa yang akan datang. Yang penting lagi, saat menggarap musikalisasi puisi, hindari pembacaan teks puisi. Karena ini bukan pertunjukan puisi,” terang Denni, yang juga sosok penggerak literasi di Pasaman Barat ini.   

Dewan juri lainnya, Muhammad Hafidz, memberikan catatan terkait dengan potensi yang begitu kuat dan besar di sekolah-sekolah yang sebenarnya tinggal memoles dan konsitensi berlatih dan berdiskusi.

“Saya melihat potensi seni musikalisasi puisi pada enam sekolah yang tampil sangat besar dan bisa menjadi kekuatan yang disegani di Sumatera Barat, dan mungkin tingkat nasional. Tinggal lagi konsistensi berlatih dan terus berlatih. Berlatih secara rutin. Jangan berlatih saat ada lomba saja. Pihak sekolah bisa menjadikan seni musikalisasi puisi ini sebagai pelajaran ekstrakurikuler,” terang komposer di Kolompok Pentassakral Padang ini.   

Setelah melakukan diskusi uang a lot, tiga dewan juri yang terdiri dari Nasrul Azwar, Denni Meilizon, dan Muhammad Hafidz memilih tiga terbaik dari enam yang baik Lomna Musikalisasi Puisi Tingkat SMA/SMK/MA se-Kabupaten Pasaman Barat, yaitu terbaik pertama SMA Al-Istiqomah, terbaik dua SMK N 1 Gunung Tuleh, dan terbaik tiga SMAN 1 Ranah Batahan. SSC/MN



BACA JUGA