Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih di Sicincin dikunjungi Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam rangka meletakkan batu pertama pembangunan mesjid, Kamis (08/06).
2 x 11 Enam Lingkung, sumbarsatu.com--Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih di Sicincin dikunjungi Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam rangka meletakkan batu pertama pembangunan mesjid, Kamis (8/6/2017).
Wagub yang datang lebih cepat 15 menit dari jadwal datang bersama Kepala Dinas Sumbar Abdul Ghafar disambut bahagia oleh pengurus, penghuni panti, Forkompinka 2 x 11 Enam Lingkung dan masyarakat sekitarnya.
Wagub Nasrul Abit mengapresiasi dan berterima kasih kepada inisiatif dan kepedulian Kelompok Arisan Padusi Minang Jakarta yang telah mau membantu membangunkan masjid di panti tersebut.
"Semoga pahala dilimpahkan kepada semua anggota Kelompok Arisan Padusi Minang Jakarta yang sudah berempati dan peduli dengan orang tua kita di panti ini," ucapnya.
Kemudian, mantan Bupati Pessel dua periode itu menjelaskan tentang pembangunan di Sumbar yang masih banyak kekurangannya.
"Para perantau pasti masih ada yang kecewa. Jalan masih ada yang rusak, macet dan sebagainya. Namun, kami terus berupaya memperbaikinya. Umumnya permasalahan pembangunan di Sumatera Barat masalah pembebasan lahan," jelas Nasrul.
"Kalau bisa minta ampun saya minta ampun. Kalau bisa memohon, saya akan memohon kepada pemilik tanah yang harus dibebaskan," imbuhnya.
"Sewaktu saya di Pessel, orang Pessel kan keras keras juga. Saya banyak membebaskan lahan untuk pembuatan jalan. Ada sekitar 200 Km lebih yang saya bebaskan lahannya untuk membuat jalan. Tidak ada gejolak. Saya ajak bermusyawarah, alhamdulillah semua mau diajak bermusyawarah membantu pembangunan di Pessel," kata mantan Bupati Pessel dua periode itu menutup sambutannya.
Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur salut dan bangga Kita atas kepedulian dan perhatian perantau yang sudah berinisiatif membantu PTSW SNA.
"PTSW SNA ini memiliki 110 penghuni panti, 62 pria selebihnya perempuan. Rata rata berumur 50 tahun ke atas. Petugas laki-lakinya 14 orang," ungkap Suhatri Bur mengutip data dari pengelola panti.
"Sebanyak 14 orang petugas laki-laki membantu mengurus sebanyak 62 pria tua setiap hari Jumat ke mesjid di seberang jalan jauh dari panti ini," papar mantan Sekretaris Karang Taruna Provinsi Sumbar ini.
Suhatri Bur berharap dalam pembangunan mesjid panitia pembangunan berkoordinasi, merangkul tokoh tokoh alim ulama, niniak mamak di nagari Sicincin. Supaya jangan terjadi salah pengertian dalam pembangunannya. Pembangunan lancar tanpa ada halangan berarti.
"Diharapkan semua aparatur pemerintah juga turut membantu pembangunan ini sesuai bidangnya masing-masing," pintanya.
Kadis Sosial Sumbar, Abdul Gafar mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan dari ibu ibu yang tergabung dalam Padusi Minang Jakarta untuk melakukan bantuan pembangunan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih (PTSW SNA).
Abdul Gafar memaparkan bahwa panti ini dibangun sejak tahun 1980. Sampai sekarang memang belum ada dilakukan rehabilitasi atau perbaikan. Ini karena keterbatasan dana Pemerintah Provinsi Sumbar. Dari Kementerian Sosial sejak diserahkan otonomi daerah ada 8 panti yang dimiliki pemerintah provinsi dan 2 di antaranya panti jompo atau panti werdha. 1 di Tanah Datar 1 di Padang Pariaman.
"Semua biaya, semua kebutuhan, sarana prasarana, makan minum penghuni panti, dll, semuanya dibiayai pemerintah provinsi. Oleh karena itulah, panti ini belum memiliki mesjid yang representatif. Alhamdulillah, ibu ibu dari Padusi Minang Jakarta bermurah hati menyumbangkan kelebihan rezekinya untuk membangunkan mesjid untuk panti ini," kata Gafar senang.
Ketua Pembina Ibu-Ibu Padusi Minang Jakarta, Mery Syarif menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bukan sebuah organisasi tetapi hanya kelompok arisan. Anggotanya berasal dari 19 kabupaten/kota di Sumbar yang merantau di Jakarta. Mereka juga melakukan amal bakti sosial yang disalurkan ke Sumbar dan luar Sumbar.
"Awalnya kami ke sini, kami diminta untuk membantu memperbaiki mushalla, tetapi setelah kami lihat bapak-bapak kita yang sudah tua renta ini harus berusaha berjalan dan menyeberang menuju masjid yang jauh dari panti ini," katanya.
Ia jelaskan lagi, bahkan ada yang diangkut dengan kendaraan atau dituntun oleh petugas panti. Hati kami tersentuh. Rasanya kurang tepat jika memperbaiki mushalla. Kami berpikir sebaiknya dibangun saja masjid baru. Karena masjid yang kita buat maka dibutuhkan lahan yang lebih luas.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumbar yang mengizinkan lahan sebelahnya untuk diruntuhkan dan dibangun mesjid," ungakpanya panjang lebar.
"Jika kami diizinkan, kami mau nama mesjid ini dinamakan Mesjid Raudah. Artinya suatu tempat yang multazam untuk berdoa. Setiap mesjid yang kami bantu membangunkannya, selalu kami beri nama Raudah," pintanya berharap.
Selain membantu membangunkan sebuah mesjid, kelompok arisan Padusi Minang Jakarta juga menyumbang sejumlah Kitab Alquran, uang Rp200.000 dan paket Lebaran per orang.
Kedatangan mereka di Padang Pariaman merupakan tempat terakhir setelah mengunjungi Agam, Payakumbuh, Tanah Datar dan Padang. (SSC)