
Bupati Pasaman Barat H Syahiran memberikan penjelasan di hadapan pengunjuk rasa di teras halaman kantor bupati Pasaman Barat. >>Sutan Junir
Pasaman Barat, sumbarsatu.com—Puluhan mahasiswa Pasaman Barat yang tegabung dalam Aliansi Mahasiswa Pasaman Barat melakukan unjukrasa ke Kantor Bupati Pasaman Barat menuntut atas hilangnya sejumlah aset di rumah dinasBupati Pasaman Barat, Kamis (16/3/2017).
“Kami meminta kepada Bapak Bupati Pasaman Barat untuk mengusut, mencari dan melaporkan aset di rumah dinas dan pemerintah daerah yang hilang entah kemana. Sebab aset negara itu dibeli dengan uang rakyat dan aset negara itu juga harus dipertanggungjawabkan,” ujar Domigus Putra, saat orasi di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat Kamis (16/3/2017).
Demonstrasi yang berjalan tertib dan aman itu mendapat pengawalan ketat dari aparat Polres Pasbar dan Satpol PP dengan mengerahkan mobil pemadan kebakaran, dan pasukan antihuru-hara Satpol PP.
Pengunjuk rasa meminta bupati selaku pimpinan bertanggung jawab terhadap aset di rumah dinas bupati, di antaranya televisi, kulkas, meja, kursi, AC, lampu hias rumah dinas, bahkan hingga piring, sendok, pot bunga di kediaman bupati tersebut hilang entang kemana.
“Kami minta Bapak Bupati ikut mendorong mencari aset pemerintah daerah yang hilang itu diusut hingga tuntas, sehingga aset-aset pemerintah daerah bisa terselamatnya,” tambah Sulaiman, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Yaptip Simpang Empat Pasaman Barat.
Setelah berdemo ke Kantor Bupati Pasaman Barat, mahasiswa meneruskan aksinya dengan berjalan kaki ke kantor Kejaksaan Pasaman Barat. Mahasiswa meminta Kejaksaan agar mengusut aset-aset di rumah dinas bupati yang hilang entah kemana karena hal itu adalah perbuatan pidana.
“Kami juga meminta kepada Kajari agar menuntaskan kasus-kasus korupsi yang tertunggak selama ini di Kejaksaan, sehingga supremasi hukum di Pasaman Barat berjalan dengan baik. Di antaranya kelanjutan kasus pengadaan mobnas bupati 2010-2015, kasus LP terbuka 2015, kasus pembangunan Lubuk Puta Kinali, dan kasus-kasus korupsi lainnya agar dituntaskan di Kejaksaan. Jangan kejaksaan sampai mandul di Pasaman Barat,” ujar Sulaiman di halaman kantor kejaksaan.
Setelah berorasi sekitar satu jam, mahasiswa Pasaman Barat itu, melalui perwakilan diterima Kepala Kejari Pasaman Barat Teguh Wibowo bersama jajarannya di ruangan kerjanya. Dia berjanji secara bertahap akan menuntaskan tunggakan kasus-kasus korupsi yang ditangani kejaksaan di Pasaman Barat.
“Ya saya minta mahasiswa sabar dulu, karena personil kami terbatas. Kami berkomitmen untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi sepanjang buktinya lengkap. Apalagi untuk penanganan kasus korupsi kami perlu ahli untuk mengaudit kerugian negara, jadi kami butuh waktu. Terhadap kasus yang dituntut mahasiswa prosesnya hukumnya sedang berjalan,” sebut Teguh Wibowo.
Kajari menyebutkan dengan demo mahasiswa itu, dia mengaku berterima kasih kepada mahasiswa dan akan menjadi motivasi bagi pihaknya untuk menyelesaikan tunggakan-tunggakan kasus korupsi lima tahun lalu.
“Tidak ada maksud kami untuk memperlambat jalan suatu kasus, tetapi kami butuh waktu, sementara personil kami terbatas,” sebut Teguh Wibowo.
Bupati Juga Heran
Sementara Bupati Syahiran saat menjawab mahasiswa di teras kantor bupati soal rahibnya aset di rumah dinas yang hilang, juga mengaku heran. Sebab, sejak dia memasuki rumah dinas setahun yang lalu, kondisi perabotan di rumah dinas kondisinya juga sudah demikian adanya.
“Saya juga heran, saat saya masuk ke rumah dinas setahun yang lalu, aset-aset di rumah dinas sudah seperti itu juga. Oleh karena kita telah mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumbar untuk mengaudit aset-aset pemerintah daerah yang hilang tersebut. Kita berikan ruang yang seluas-luasnya kepada BPKP untuk memeriksanya kemana aset tersebut hilangnya, dan kita tidak tertutup terhadap BPKP. Untuk itu diminta mahasiswa bersabar dulu,” kata Syahiran. (SSC)