Himasekta Unand Gelar Bedah Buku dan Lomba Nasional tentang Industri Sawit

Selasa, 16/09/2025 15:35 WIB

Padang, sumbarsatu.com--Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himasekta) Universitas Andalas, bekerja sama dengan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), menyelenggarakan acara bedah dan diseminasi buku serta lomba tingkat nasional yang berfokus pada industri minyak sawit Indonesia.

Acara yang berlangsung di Convention Hall Universitas Andalas pada Senin, 15 September 2025 itu menghadirkan buku “Mitos vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global, Edisi Keempat” sebagai pusat diskusi.

Diskusi dihadari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Dr. Ir. Indra Dwipa, M.S., Kepala Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Hasnah, S.P., DipAgEc, M.Ec, Ph.D., Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansyah, serta perwakilan Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Barat, Rezki Hidayat, S.P., M.Si. Hadir pula Ketua GAPKI Cabang Sumatera Barat Bambang Wiguritno, Ketua DPW APKASINDO Provinsi Sumatera Barat Jufri Nur, S.E., M.M., dosen-dosen Universitas Andalas, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Buku yang ditulis Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif PASPI ini berupaya menjawab berbagai mitos tentang industri sawit dengan menghadirkan fakta berbasis data mutakhir.

Diskusi buku memperlihatkan bahwa sawit bukan sekadar komoditas unggulan penyumbang devisa, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Meski demikian, pengelolaan berkelanjutan tetap menjadi sorotan penting, agar industri ini memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

Dekan Fakultas Pertanian menekankan bahwa pengembangan sawit harus ditopang riset dan inovasi agar dapat mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Kepala Departemen Sosial Ekonomi Pertanian menambahkan, melalui diskusi ini masyarakat akademik dapat menindaklanjuti penerapan regulasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sangat penting bagi posisi Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia.

Helmi Muhansyah, yang hadir sebagai keynote speaker, menyoroti potensi diversifikasi produk turunan sawit yang mencakup pangan, kosmetik, hingga energi terbarukan.

Tungkot Sipayung menegaskan bahwa minyak sawit merupakan minyak nabati paling kompetitif di dunia karena mampu menghasilkan volume minyak terbesar dengan kebutuhan lahan yang relatif kecil.

“Tanpa sawit, dunia akan menghadapi deforestasi besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati,” kata Tungkot Sipayung.

Diskusi semakin kaya dengan hadirnya para dosen Universitas Andalas sebagai pembedah buku, yakni Prof. Dr. Ir. Melinda Noer, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Herviyanti, M.S., Dr. Fadjar Goembira, S.T., M.Sc., serta Yuerlita, S.Si., M.Si., Ph.D., yang bertindak sebagai moderator.

Mereka menekankan pentingnya melihat sawit dari berbagai perspektif agar lahir gagasan baru yang mampu memperkuat keberlanjutan industri ini.

Selain bedah buku, kegiatan juga dirangkaikan dengan lomba konten kreatif mahasiswa tingkat nasional yang terbagi dalam dua kategori: infografis dan video kreatif.

Para peserta lomba diminta mengangkat tema-tema yang terdapat dalam buku Mitos vs Fakta tersebut, sehingga ide-ide yang lahir selaras dengan isu yang sedang dikaji.

Melalui rangkaian acara ini, HIMASEKTA berupaya memperluas pemahaman masyarakat tentang industri sawit. Bagi mahasiswa dan sivitas akademika, kegiatan ini menjadi momentum untuk berperan sebagai agent of change yang dapat melahirkan solusi inovatif demi kemajuan industri sawit berkelanjutan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.



BACA JUGA