Menteri Kebudayaan Fadli Zon
Banda Aceh, sumbarsatu.com– Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan posisi strategis Aceh sebagai penjaga nilai-nilai peradaban Islam sekaligus warisan budaya Nusantara.
Keistimewaan Aceh sebagai provinsi yang mengintegrasikan syariat Islam dengan kearifan budaya lokal menjadi contoh nyata harmoni antara agama, budaya, dan tradisi yang berjalan seiring.
“Aceh bukan hanya penjaga peradaban Islam di Indonesia, tetapi juga model harmoni antara agama dan budaya yang patut diteladani oleh provinsi lain,” ujar Menteri Fadli Zon, Selasa, 14 Januari 2025.
Dalam pertemuannya dengan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Aceh, Fadhlulah, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I, Menteri Fadli menyatakan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendorong Aceh menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia.
Dengan lebih dari 9.200 objek pemajuan kebudayaan yang tersebar di Aceh, Menteri Fadli berharap banyak warisan budaya Aceh yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda tingkat nasional dan dunia.
“Jejak sejarah seperti Kerajaan Samudera Pasai menunjukkan kontribusi Aceh sebagai pusat penyebaran Islam, perdagangan internasional, dan pendidikan agama. Tari Saman, Hikayat Aceh, hingga perayaan Laksamana Keumalahayati yang diakui UNESCO adalah bukti nyata kekayaan budaya Aceh yang mendunia,” ungkap Fadli Zon.
Selama di Aceh, Menteri Fadli mengunjungi Museum Pedir di Pidie Jaya, yang menyimpan artefak penting seperti manuskrip, mata uang, senjata, dan keramik peninggalan sejarah Aceh. Ia juga mengunjungi Museum Tsunami Aceh dan bersilaturahmi dengan Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Kebudayaan dan Wali Nanggroe sepakat untuk menjaga keberagaman budaya Aceh melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan masyarakat. Menteri Fadli juga meresmikan revitalisasi situs cagar budaya Gunongan serta penataan ulang materi display di Rumoh Cut Nyak Dhien.
“Revitalisasi ini bukan hanya tentang pelestarian fisik, tetapi juga upaya edukasi agar generasi mendatang memahami dan menghargai akar budaya serta agama yang menjadi identitas bangsa,” jelas Fadli Zon
Mengakhiri kunjungannya, Menteri Fadli Zon menyampaikan pidato kebudayaan bertajuk “Pemajuan Kebudayaan Nasional Berbasis Kearifan Lokal Keacehan” di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh. Ia berharap ISBI Aceh dapat menjadi pusat pendidikan seni dan budaya yang memperkuat kontribusi Aceh dalam memajukan kebudayaan nasional.
“Jejak sejarah Aceh, seperti Kerajaan Samudera Pasai, harus terus hidup. Warisan budaya ini bukan hanya bagian dari ingatan kolektif bangsa, tetapi juga fondasi peradaban yang menggerakkan pembangunan daerah dan nasional serta menjadi simbol kebanggaan budaya Indonesia di dunia,” tutup Fadli Zon.
Kunjungan ini menegaskan kembali pentingnya peran Aceh sebagai penjaga peradaban Islam, inspirasi nasional, dan kekayaan budaya dunia. SSC/*