Perang Manggopoh dan Perang Kamang ke-114, Diperingati

-

Rabu, 15/06/2022 19:03 WIB
\

\

 

Agam, sumbarsatu.com-Perang Manggopoh dan Perang Kamang ke-114. diperingati pada hari yang sama, Rabu (15/6/2022).

Upacara peringatan Perang Manggopoh dilaksanakan di halaman Kantor Camat Lubuk Basung, dan Perang Kamang di di Halaman Kantor Camat Kamang Magek,

Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri Dt. Parpatiah, selaku Irup menyebutkan, Perang Manggopoh bukanlah perlawanan lokal anak nagari semata, melainkan perlawanan rakyat Minangkabau.

“Jika kita kaji, para tokoh pejuang Perang Manggopoh layak jadi pahlawan nasional,” ujarnya.

Sosok pahlawan yang paling terkenal dari perang yang terjadi 1908 silam itu adalah Mandeh Siti Manggopoh. Secara fisik Mandeh Siti langsung menyerang bala tentara penjajah.

Hanya bersenjatakan bambu runcing, Mandeh Siti tak gentar menghadapi penjajah yang memiliki persenjataan lengkap waktu itu.

Dalam konteks sejarah perang merintis kemerdekaan Indonesia, Mandeh Siti telah berjuang menyamai, bahkan melebihi para perempuan pejuang se-zaman dengannya.

 “Kini kita hidup di alam kemerdekaan sebagai buah dari pengorbanan para pejuang dulu. Namun sedikit pun kita tidak boleh lupakan sejarah ini,” ujarnya mengingatkan.

Wabup mengajak masyarakat, agar esensi Perang Manggopoh harus terus dipelihara, dan diwariskan dari generasi ke generasi, salah satunya dengan memperingati sejarah itu setiap tahunnya.

Menurutnya, para pahlawan itu tidak pernah minta dihargai. Waloau demikian alangkah baiknya bila dikirimi sepenggal do’a. Sebagai ungkapan terima kasih, dan tanda menhargai perjuangan dan pengorbanan mereka.

Sedangkan Bupati Agam, H. Adri Warman , bertindak sebagai Irup Peringatan Perang Kamang.

Dalam amanatnya, bupati mengatakan upacara itu digelar dalam rangka memperingati peristiwa yang terukir sebagai sebuah perjuangan bangsa, yang terjadi 15 Juni 1908.

Menurutnya, , Perang Kamang dan Perang Manggopoh tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan perlawanan masyarakat Kabupaten Agam terhadap kolonialisme Belanda.

“Peristiwa tanggal 15 Juni 1908 ini telah diukir dengan tinta emas dalam lembaran perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda,” ujarnya.

Perang Kamang dan Perang Manggopoh, merupakan perang berlatar belakang ketidakpuasan mrakyat  terhadap pemberlakuan belasting, atau pajak, oleh pemerintahan kolonial Belanda.

disebutkan, semangat para pejuang Perang Kamang memberikan pelajaran, bagaimana merajut kebersamaan tanpa memandang latar belakang dan perbedaan.

“Untuk itu mari kita contoh semangat para pahlawan tersebut, dan kita padu padankan ke dalam niat kita untuk membangun Kabupaten Agam yang lebih maju kedepan,” ujarnya pula. (MSM)



BACA JUGA