Minggu, 14/07/2019 16:35 WIB

Anak Nagari Sungai Batang Gelar Festival Tambua Tansa dan Tari Tradisional

Anak Nagari Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya, Agam, baralek gadang, Sabtu (13/7/2019) sampai Minggu (14/7/2019).

Anak Nagari Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya, Agam, baralek gadang, Sabtu (13/7/2019) sampai Minggu (14/7/2019).

Agam, sumbarsatu.com- Anak Nagari Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya, Agam, baralek gadang, Sabtu (13/7/2019) sampai Minggu (14/7/2019).

Alek gadang, berupa Festival Tambua Tansa klasik dan Tari Tradisional tingkat Nagari itu, dibuka Wakil Bupati (Wabu) Agam Trinda Farhan Satria, didampingi Camat Tanjung Raya, Handria Asmi, Wali Nagari Sungai Batang, Jon Indra, para Tuo Silek, guru tambua tansa, dan tokoh masyarakat setempat.

Pada kesempatan itu, wabup beserta camat dan wali nagari didaulat memainkan tambua tansa tuo. Atraksi itu juga dibarengi dengan penampilan silek tuo yang diperankan Sutan Nagari dan Sutan Mingkudun.

Wali Nagari Sungai Batang, Jon Indra dalam laporannya mengatakan, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk melestarikan seni budaya salingka nagari yang ada di Sungai Batang.

“Kita tidak ingin potensi yang dimiliki anak nagari terkubur dimakan masa. Oleh sebab itu, melalui festival ini kita lestarikan kembali tambua tansa tuo dan seni tari tradisional Minangkabau demi keberlangsungan untuk generasi penerus,” ujarnya.

Kegiatan festival itu juga dalam rangka mendukung Gerakan Nagari Madani dan Save Maninjau yang sedang digalakkan.

“Alhamdulillah berkat dukungan semua elemen masyarakat, kita merencanakan tahun 2020 fokus terhadap pariwisata religi dan dakwah. Dananya sudah kita anggarkan,” ujarnya pula.

Menyikapi kegiatan tersebut, wabup mengucapkan selamat dan apresiasi atas semangat anak nagari Sungai Batang, dalam menyemarakkan dan melestarikan seni budaya tradisional.

“Terima kasih kepada masyarakat Sungai Batang, yang sudah melestarikan dan membangkitkan kembali potensi anak nagari melalui pegelaran festival seni budaya,” ujarnya.

Menurutnya, itu salah satu implementasi Gerakan Nagari Madani, yang kita bangun bersama melalui pemberdayaan nagari yang tumbuh dari bawah. Subtansinya adalah, bagaimana anak nagari berperan aktif dalam menggerakkan seni budaya dan olahraga di masing-masing nagari.

Ia menilai, festival itu juga bisa mempersempit ruang gerak generasi penerus untuk melakukan prilaku menyimpang, seperti narkoba, hura-hura dan kegiatan negatif lainnya.

“Apabila mereka sudah disibukkan dengan kegiatan seperti ini, maka sendirinya akan tumbuh kebiasaan positif dari dirinya,” ujarnya menjelaskan.

Wabup meminta seluruh peserta dan panitia untuk memaknai festival tidak sekedar seremoni atau mencari menang atau kalah. Namun hakikatnya mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara berkelanjutan, dan tidak layu sebelum berkembang.

“Kita tidak ingin pentas seni budaya ini layu sebelum berkembang. Saya harapkan orisinalitas dari seni budaya tetap terjaga, tanpa mengurangi nilai dan norma yang terkandung di dalamnya,” ujarnya mengingatkan. (MSM)

BACA JUGA