Islam Nusantara Tak Ada

MASIH SEPUTAR PRO-KONTRA

Rabu, 01/08/2018 09:27 WIB
--

--

OLEH Binhad Nurrohmat (Budayawan)

Di Minang, di Makkah, di Sudan dan di Bantul tak ada "Islam Nusantara". Demikian pula di tempat-tempat lain.

Islam hadir dan diterima di wilayah Nusantara berjumpa hamparan adat dan tradisi setempat yang kemudian oleh para penganut agama ini adat dan tradisi mereka disesuaikan dengan ajaran Islam atau dilepaskan unsur-unsurnya yang tak sesuai ajaran agama ini. Realitas ini membentuk "Nusantara Islam", dan bukan "Islam Nusantara". Dua istilah ini tak serupa dan berbeda realitasnya.

Antara adat dan tradisi Nusantara yang mengikuti ajaran Islam dan ajaran Islam yang mengikuti adat dan tradisi Nusantara adalah berbeda proses pembentukan dan konsekuensinya. Juga bentukan istilahnya. Istilah adalah kata atau frasa sebagai sebutan yang cermat melukiskan makna, konsep, proses, sifat atau keadaan.

Orang Nusantara penyembah pohon yang beralih menganut Islam berkonsekuensi tak lagi menyembah pohon, namun menyembah Tuhannya penganut Islam. Sembah-menyembahnya tetap bertahan, yang berubah adalah apa yang disembah. Inilah "Nusantara Islam" -- inilah realitas Islam di Nusantara.

Jika Islam yang datang dan diterima di Nusantara berubah ajarannya, misalnya penganut Islam menyembah pohon, memuja roh atau sesembahan lain sesuai adat dan tradisi Nusantara, maka inilah "Islam Nusantara" -- dan ini bukan agama Islam karena tak mencerminkan ajaran Islam.

Yang sependapat atau tidak dengan saya, tetap gembira.



BACA JUGA