Tumpahan CPO Milik PT Wira Inno Mas Cemari Pulau-pulau di Perairan Pessel

Senin, 16/10/2017 07:25 WIB
DLH Pessel melibatkan sejumlah Personil Pol PP saat melakukan monitoring kesejumlah pulau-pulau yang ada di Pessel, kegiatan itu terkait pencemaran yang terjadi akibat tumpahan minyak CPO oleh PT Wira Inno Mas (WIM) di Teluk Bayur, beberapa waktu lalu.

DLH Pessel melibatkan sejumlah Personil Pol PP saat melakukan monitoring kesejumlah pulau-pulau yang ada di Pessel, kegiatan itu terkait pencemaran yang terjadi akibat tumpahan minyak CPO oleh PT Wira Inno Mas (WIM) di Teluk Bayur, beberapa waktu lalu.

Pessel, sumbarsatu.com--Pascatumpahnya minyak Crude Palm Oil (CPO) sekitar 50 ton, dengan jenis palm fatty acid distillate (PFAD), di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, beberapa waktu lalu, ternyata berdampak pada pulau-pulau kecil di perairan Pesisir Selatan.

Kendati pihak perusahaan PT Wira Inno Mas (WIM) telah berupaya membersihkan dan mengangkat kumpulan material minyak beku ke luar perairan dan pulau-pulau terdekat tapi masih terlihat di permukaan perairan dari Pelabuhan Teluk Bayur hingga Bungus, dan pulau-pulau terdekat di Pesisir Selatan perubahan warna air. Air laut terlihat berwarna kuning.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pesisir Selatan bersama sejumlah personil Pol PP melakukan monitoring ke sejumlah pulau-pulau yang ada di Negeri Sejuta Pesona itu, dan menemukan tumpahan CPO menumpuk di pantai di sejumlah pulau.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pessel, Nelly Armada mengatakan, ada beberapa pulau yang terpapar, seperti Pulau Pagang, Pamutusan, Sironjong, Sirandah, Pasumpahan, Katang-Katang, Auah Gadang, dan masih banyak pulau-pulau kecil lainnya yang tercemar.

Menurutnya, bongkahan itu menyerupai bentuk terumbu karang berbentuk bulat melingkar dan berwarna kuning serta berongga, namun teksturnya lengket dan licin.

"Bongkahan minyak ini menyebar hampir mengelilingi seluruh pasir di sejumlah pulau. Di sisi perairan dangkal ada pula yang berbentuk gumpalan-gumpalan besar dan kecil. Gumpalannya melilit di antara lapisan minyak, kemungkinan hanyut terbawa arus dari sekitar Perairan Teluk Bayur," kata Nelly, Senin (16/10/2017).

Selain itu, pihaknya juga menemukan minyak yang mengendap di dalam pasir di sekitaran pulau. Tumpahan minyak CPO tersebut, sudah berdampak kemana mana dan mencemari hampir seluruh perairan laut yang ada di Pessel.

"Pada intinya, pihak PT Wira Inno Mas harus membersihkan semua pulau yang terdampak. Jangan hanya yang di Teluk Bayur saja. Sebab, tumpahan CPO sudah berdampak kemana-mana dan sudah jelas merusak lingkungan," jelasnya.

Dikatakannya, hingga saat ini air laut di daerah itu sudah tercemar dan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Jika terlalu lama dibiarkan, maka ekosistem dan seluruh biota yang ada di laut Pessel akan berada dalam bahaya.

"Jika perusahaan PT Wira Inno Mas tak mampu membersihkannya selama tujuh hari pascakejadian tersebut, maka sesuai dengan keputusan surat yang diberikan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebelumnya, bisa jadi izin usahanya dicabut," ungkapnya, seraya menyamakan persepsi dengan pusat.

Dikatakannya, pada saat tim melakukan monitoring ke lapangan, pihaknya juga mengambil sampel air laut untuk dilakukan uji labor. Dia mengakui di sejumlah pulau-pulau memang kondisi air laut sangat tercemar dan berubah warna.

"Saat ini pihak kita sedang menunggu hasil pemeriksaan uji labor. Jika nanti sudah dapat hasilnya, maka baru kita buat laporannya ke DLH Provinsi, beserta tembusan ke bupati dan gubernur. Dan pihak kita tetap berkoordinasi dengan KLHK," tegasnya.

Menurutnya, upaya tanggap darurat serta berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait sudah dilakukan. Dijelaskannya, berdasarkan UU Lingkungan Hidup, perusahaan yang mencemari lingkungan bertanggung jawab penuh terhadap tanggap darurat dan pemulihan lingkungan yang tercemar.

"Sebelumnya tim Gakum dari Kementerian juga sudah turun meninjau lokasi. Pihak perusahaan WIM juga sudah ada komitmen tujuh hari untuk melakukan upaya pencegahan," jelasnya lagi.

Terkait hal itu, pihaknya juga meminta dan mendesak pihak terkait, agar segera melakukan pengecekan kembali izin perusahaan tersebut. Sebab, disejumlah pulau yang ada di Pessel di dapati banyak ikan, udang, timba kolong banyak yang mati. Selain itu, bau busuk juga menyebar akibat minyak CPO tercecer dimana-mana.

"Berarti ini sudah nyata merusak dan mencemari lingkungan laut. Kita perkirakan, tumpahan minyak CPO yang sebelumnya sebanyak 50 ton itu, yang keluar baru 7 ton. Nah, pihak terkait semestinya melakukan pengecekan kembali fasilitas dan kelengkapan dokumen PT Wira Inno Mas. Sebab, akibat kelalaian mereka, pencemaran air laut sudah berdampak kemana-mana. Kita berharap sanksi tegas diberikan, agar kejadian serupa, tak terjadi lagi di kemudian hari," tutupnya.

Seperti diinformasikan, sekitar 50 ton minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) milik PT Wira Inno Mas tumpah dan mencemari perairan Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (28/9/2017).

Diduga, tumpahnya minyak kelapa sawit ini akibat kebocoran pada pipa tangki penampungan CPO yang siap diekspor. Akibatnya, sebagian permukaan perairan kawasan Pelabuhan Teluk Bayur berubah warna menjadi kuning pekat.

Karena areal terdampak dikelola oleh PT Pelindo Cabang Teluk Bayur, otoritas tersebut segera mengerahkan dua unit oil boom, yang masing-masing sepanjang 250 meter. Banyaknya tumpahan minyak dikhawatirkan mengganggu aktivitas pelabuhan.

Humas PT Wira Inno Mas, Gunawan, menjelaskan, untuk mengantisipasi meluasnya sebaran CPO, dua pekerja sedang menurunkan oil boom milik PT Pelindo Teluk Bayur. Tumpahan CPO itu, dikatakannya, akibat kebocoran pipa tangki. Selain tergenang di atas air laut, tumpahan CPO juga melekat di batu karang di kawasan tersebut. (MIN)

DLH Pessel melibatkan sejumlah Personil Pol PP saat melakukan monitoring kesejumlah pulau-pulau yang ada di Pessel, kegiatan itu terkait pencemaran yang terjadi akibat tumpahan minyak CPO oleh PT Wira Inno Mas (WIM) di Teluk Bayur, beberapa waktu lalu.



BACA JUGA