Ngalau Kamang, Riwayat Sejarah Perjuangan dan Batu Kapur

JADIKAN DESTINASI WISATA

Selasa, 04/10/2016 17:22 WIB
Penambangan batu kapur di Durian Ngalau Kamang

Penambangan batu kapur di Durian Ngalau Kamang

Agam, sumbarsatu.com- Bagi "Rang Agam", Ngalau Kamang bukan sekadar tempat rekreasi, dengan segala keunikan dan keindahannya tetapi ia merupakan sebuah kebanggaan yang menyimpan sejarah.

Ngalau yang terletak di Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam itu, pernah berjasa pada zaman perjuangan dulu. Ngalau tersebut merupakan markas para pejuang.

Ada yang meyakini Ngalau Kamang memiliki terowongan sampai ke Bonjol, Pasaman. Mereka yang meyakini hal tersebut, mengatakan terowongan itu pernah dipergunakan Pasukan Tuanku Imam Bonjol dalam berbagai keperluan perang menghadapi kolonial belanda kala itu.

Ngalau Kamang bukan saja dikenal Rang Agam, dan warga Sumatera Barat,tetapi juga dikenal sampai ke Eropa, termasuk negeri Belanda. Kala jayanya, sebelum hancur-hancuran digasak alat berat penambang batu kapur, banyak wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke sana.

Namun amat disayangkan, kini ngalau nan indah itu telah pudar kharismanya, karena sudah menjadi penambangan batu kapur. Tidak ada lagi wisatawan lokal, maupun dari manca negara berkunjung ke sana. Yang ada hanya aktivitas penambangan batu kapur,lengkap dengan dentuman dinamit pemecah batu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agam, Hadi Suryadi, SH, ketika dikonfirmasi mengatakan, Ngalau Kamang memang objek yang menarik, dan pernah jaya. Di dalam ngalau banyak bebatuan, dan kristal (stalakmit dan staklaktit ) menarik dan unik bentuknya.

“Kami dari Disbudpar berniat untuk mengembalikan Ngalau Kamang sebagai destinasi wisata menarik, seperti dahulu kala,” katanya, Selasa (4/10/2016).

Namun, untuk mewujudkan rencana tersebut mesti mendapat dukungan warga sekitar. Tanpa dukungan tersebut, sulit untuk mengembalikan objek tersebut seperti masa jayanya dulu.

"Karena kini kondisi ngalau sudah benar-benar amburadul," kata putra Kamang Mudiak, Buyun dan Lem Amar, Selasa (4/10/2016).

Menurut mereka, penambangan batu kapur, yan g dilakukan “CV BR,” sejak lama, benar-benar telah merubah wajah Ngalau Kamang. Ngalau yang dulu indah, kini sudah tidak karuan wajahnya. Bahkan, pintu ngalau paling besar sudah tertutup batu kapur, akibat penambangan.

“Kami khawatir, suatu saat nanti akan terjadi tsunami menghancurkan kampung kami, bukan tsunami air laut, tetapi tsunami dari perbukitan, yang runtuh menghancurkan perkampungan kami,” ujar Lem Amar.

Sebelum musibah itu terjadi, mereka berharap agar pemerintah melakukan upaya pencegahan. Kalau Pemkab Agam tidak mampu, mereka berharap Pemprov Sumbar turun tangan. Bila masih tidak manapun, Pemerintah Pusat diharapkan menurunkan tim untuk melakukan penyelamatan Ngalau Kamang dan lingkungannya.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Agam, Drs. H. Edi Busti, M.Si, ketimka dihubungi, Selasa (4/10/20160 DI Lubuk Basung menyebutkan, kini CV. BR tidak lagi menambang batu kapur, hanya mengolah batu kapur menjadi bubuk. Yang punya izin penambangan adalah PT. Bekapindo.

Di samping perusahaan tersebut, warga setempat juga banyak melakukan penambangan batu kapur. Bahkan penambangan batu kapur sudah tembus sampai ke Ngalau Kalam.

Namun, bila aktivitas penambangan batu kapur dinilai sudah membahayakan, masyarakat sekitar bisa membuat pengaduan kepada SKPD terkait di Pemkab Agam. dengan adanya pengaduan tersebut, pemerintah bisa bertindak melakukan pengamanan yang dibutuhkan. (MSM) 

teks foto : Penambangan batu kapur di Durian, Kamang Mudiak, Agam

 



BACA JUGA