
Puncak Lawang, sebagai tempat start iven paralayang .
Agam, sumbarsatu.com-Walau dililit banyak masalah, ternyata Objek Wisata Puncak Lawang, paling ramai pengunjung, seperti diungkapkan beberapa pengamat, Rabu (10/2/2016).
Puncak Lawang, sejak zaman kolonial belanda sudah menjadi objek wisata. Kala itu, para petinggi penjajah dan keluarganya, sering menghabiskan hari libur di sana. Begitu juga di zaman penjajahan jepang, Puncak Lawang menjadi pilihan petinggi tentara Jepang kala itu.
“Di zaman kemerdekaan, Puncak Lawang menjadi objek wisata, yang ramai pengunjung dari berbagai daerah, dan menjadi tempat start olah raga paralayang, ” ujar pengamat pariwisata D. St. Palimo.
Namun, dalam perjalanannya, terjadi perselisihan antara keluarga,yang mengaku menjadi pemilik lokasi Puncak Lawang. Kondisi demikian menyebabkan Pemkab Agam mencari tempat start lain. Maka jadilah Puncak Tigo Balai Nan Basa menjadi lokasi start alternatif.
Puncak Lawang, menurut St. Palimo memiliki pemandangan yang menakjubkan ke arah Kecamatan Tanjung Raya, terutama ke arah Danau Maninjau. Udaranya yang sejuk, dan hembusan angin yang bertiup setiap saat, menjadikan Puncak Lawang sebagai tempat rekreasi keluarga nan damai.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Agam, Hadi Suryadi, SH, mengakui kalau Puncak Lawang sudah dikenal sampai ke manca negara. Makanya pengunjungnya selalu ramai. Mereka seakan tidak terusik dengan berbagai masalah yang mendera lokasi objek wisata tersebut.
Di samping Puncak Lawang, Objek Wisata Tarusan Kamang, dan Maninjau juga ramai dikunjungi wisatawan.
Tarusan Kamang memiliki keunikan, i samping keindahan alamnya. Cerita tentang menghilangnya air tarusan, walau di musim hujan sekalipun, dan penuhnya air tarusan di kala musim kemarau, setelah terdengar letusan di malam hari, merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Maninjau (Tanjung Raya) menyimpan banyak objek menarik. Di antaranya Museum Rumah kelahiran Buya Hamka, yang banyak dikunjungi wisatawan dari Negeri Jiran, Malaysia dan Singapura. Taman Muko-Muko dengan Pulau Lagendanya, dan beberapa lokasi pedagang, yang menjual makanan olahan dari ikan khas Maninjau.
Di samping itu. Lagenda Bujang Sambilan menjadi daya tarik tersendiri. Karena kisah tersebut erat kaitannya dengan terjadinya Danau Maninjau. Para wisatawan ingin mengetahui, di mana lokasi terjadinya peristiwa pasangan kekasih, Sigiran dan Puti Rasani, terjun ke kawah Gunung Tinjau. Bagaimana pula kisahnya pemberian nama perkampungan warga sekitar, yang berkaitan dengan Kisah Bujang Sambilan.
“Tiga objek tersebut ramai pengunjung, terutama pada hari raya, hari libur dan hari Minggu,” Hadi. (MSM)