Simpang Empat, sumbarsatu.com-- Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Pasaman Barat (Pasbar) diundang menjadi narasumber pada forum data stunting dalam rangka konsultasi publik indikator data keluarga berisiko stunting tahun 2024 yang digelar secara daring oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Senin (23/12/2024).
Pada kegiatan tersebut, Bappelitbangda diminta menyampaikan materi dengan tema pemanfaatan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) dan data Keluarga Beresiko Stunting (KRS) dalam pensasaran intervensi program percepatan penurunan stunting di kabupaten Pasaman Barat.
"Forum data stunting digelar dalam rangka menguatkan komitmen dan meningkatkan pemanfaatan data keluarga berisiko stunting oleh pemangku kepentingan dan mitra kerja pusat dan daerah serta mengevaluasi faktor risiko penapisan data keluarga berisiko stunting oleh pakar," terang Plt. Kepala Bappelitbangda Ikhwanri kepada media.
Dia menjelaskan bahwa Bappelitbangda dipilih menjadi salah satu narasumber karena keberhasilannya memperoleh penghargaan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pada Jumat (20/12/2024) yang lalu yakni atas pemanfaatan data hasil pendataan keluarga terbaik tahun 2024.
"Kegigihan Pemkab Pasbar melalui Bappelitbangda dan seluruh OPD dalam menggunakan data P3KE merupakan penilaian tersendiri oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat, dan akhirnya mengusulkan Pasbar untuk mendapat penghargaan oleh Pusat," katanya.
"Terima kasih kepada Ibu Fatmawati, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat beserta seluruh jajaran atas perhatiannya hingga mengusulkan Pemkab Pasbar menerima penghargaan serta mengusulkan Bappelitbangda Pasbar menjadi salah satu narasumber pada forum data stunting nasional," ungkap Ikhwanri.
Dalam paparannya di aula kantor setempat, pada Forum Data Stunting Nasional tersebut Ikhwanri menerangkan upaya yang telah dilakukan Pemkab Pasbar dalam pemadanan data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim) dengan data E-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dimana data P3KE itu sendiri berasal dari data Pendataan Keluarga oleh BKKBN.
Hasil pemadanan data ternyata di Pasbar masih terdapat 31 balita yang tinggal dirumah yang tidak layak huni, 68 balita tidak memiliki akses terhadap jamban layak, 56 balita tidak memiliki sumber air minum layak, 2 balita tidak memiliki sumber penerangan listrik PLN, 31 balita masih tinggal bersama orang tua yang memasak menggunakan kayu bakar.
"Dengan menggunakan data yang sudah dipadankan tersebut, diharapkan intervensi yang dilakukan akan lebih tepat sasaran, karena data tersebut sudah dilengkapi dengan nama dan alamat yang jelas," kata Ikhwanri. SSC/NIR