-
Sijunjung, sumbarsatu.com—Pemerintah Kabupaten Sijunjung bersama Universitas Andalas, YBM BRILiaN, dan Human Intiative meresmikan Program Pengelolaan Air Bersih atau Water Sanitation and Hygiene (WASH) di Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Sijunjung Benny Dwifa, Efa Yonnedi (Rektor Universitas Andalas), Moh. Harsono (RCEO YBM BRILiaN Regional Offices Padang), dan Ferry Suranto (GM NSA Human Intiative).
Bupati Sijunjung berharap agar program WASH di Kampung Adat Sijunjung, kolaborasi antara berbagai pihak termasuk Universitas Andalas, BRI, YBM BRILiaN, dan Human Initiative, dapat berlanjut.
“Program ini memberikan manfaat yang nyata terutama terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan stunting, pemberdayaan masyarakat, dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan serta pengembangan sektor pariwisata, dengan dukungan swasta dan universitas untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” sebut Bupati Benny Dwifa.
Program pengelolaan air bersih merupakan upaya nyata dalam meningkatkan sanitasi dan akses air bersih di Nagari Sijunjung atau dikenal dengan Kampung Adat. Nagari ini salah satu nagari binaan Universitas Andalas di bawah Pusat Studi Geopark Development Center (GDC), sejak tahun 2018 sebagai bagian dari Kawasan Geopark RM Silokek.
Daerah ini merupakan objek wisata budaya utama di Geopark RM Silokek yang perlu dikelola dan dikembangkan sesuai dengan konsep geopark. Untuk mendukung hal tersebut, perlu dilakukan penyediaan infrastruktur yang baik, salah satunya yaitu penyediaan air bersih.
“Persoalan air menjadi hal utama tidak hanya bagi wisatawan yang datang tapi juga untuk kesehatan masyarakat lokal,” kata Febrin, Ketua Tim Pengembangan Kawasan Geopark Silokek Unand, Jumat 29 Desemberr 2023.
Efa Yonnedi menyampaikan, jika Universitas Andalas sebagai tempat para akademisi memiliki tiga misi utama yang disebut dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu program yang utama yang diusungkan oleh Unand adalah Kampus Merdeka. Program ini menjadi relevan untuk mendekatkan dosen maupun mahasiswa dengan permasalahan yang ada di masyarakat secara langsung, salah satunya yaitu perosalan air bersih di Kampung Adat.
Efa menjelaskan bahwa Unand memiliki 1596 dosen, 178 orang profesor, Lebih dari 750 doktor, serta 34.000 mahasiswa yang menjadi sumber daya yang luar biasa untuk kita gerakkan dalam berbagai bentuk kegiatan yang memberikan impact pada pemerintah daerah dan terutama masyarakat.
“Melalui GDC-LPPM sebagai perancang pengembangan kawasan dan Jurusan Teknik Lingkungan sebagai perancang program pengelolaan air bersih di Kampung Adat Sijunjung, Unand telah menjalankan dua fungsinya yakni penelitian dan pengabdian masyarakat,” jelas Rektor Unand ini.
Human Intiative, salah satu organisasi kemanusiaan, menjadi pelaksana atau complementative dalam pelaksanaan program tersebut. Berawal dari penginformasian oleh tim Geopark Development Center (GDC) Unand mengenai persoalan kebutuhan sarana air bersih di Kampung Adat Sijunjung, organisasi ini pun bersama dengan BRILiaN, Lebaga Zakat BRI, melakukan survey lokasi dan pendalaman informasi.
Dari hasil survei, ditemukan jika pengelolaan air bersih di Kampung Adat belum maksimal dan sangat dibutuhkan pembaharuan untuk itu. Dari persoalan inilah, terbentuknya program WASH yang dimulai sejak Juli 2023 lalu.
Terdapat 3 fokus yaitu pertama, pembangunan reservoir yang luasnya sekitar 50 kubik, kedua Pemasangan pipa distribusi Dari Reservoir ke rumah-rumah warga dengan panjang mencapai 2 km, ketiga adalah pengoptimalisasi SPC saringan pasir cepat.
Uyung Gatot S. Dinata selaku Ketua LPPM Unand menyabut baik keinginan Bupati tersebut. Uyung berharap Kabupaten Sijunjung bisa terus menjadi tempat bagi pengembangan dan pelaksanaan tugas-tugas tri darma perguruan tinggi Universitas Andalas. SSC/PIK
