ROMPI
Padang, sumbarsatu.com—Di sebuah gedung warna putih bertuliskan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat dipenuhi antusiasme, terlihat sekelompok orang menenteng bendera partai yang mengusung pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi-Vasko Ruseimy yang mendaftar untuk Pilkada Serentak 2024, Selasa, 27 Agustus 2024.
Di saat hiruk-pikuk massa pendukung bakal calon kepala daerah ini tampak sekelompok pemuda yang tengah berdiri tegak sedang menunggu pasangan calon Gubernur Sumatera Barat-Wakil Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi-Vasko Ruseimy, dengan dokumen yang mereka yakini sebagai kunci penyelamatan Sumatera Barat.
Sekelompok pemuda itu menamakan darinya “Rembuk Orang Muda Pulihkan Sumatera Barat (ROMPI)”. Sebuah gerakan peduli lingkungan hidup yang digagas oleh KOMMA FP-UA dan WALHI Sumatera Barat pada tanggal 22 Agustus 2024 yang diikuti oleh ± 80 orang muda dari berbagai organisasi di Sumatera Barat. ROMPI lahir dari keprihatinan mendalam terhadap krisis lingkungan, sumber daya alam dan berbagai persoalan sosial yang mengancam masa depan daerah tersebut. Sebelumnya, ROMPI Sumbar telah melakukan Deklarasi, pada tanggal 25 Agustus 2024. Siang itu, ROMPI ingin menyerahkan gagasan dan rekomendasi soal lingkungan kepada kedua paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat ini.
Di tengah keramaian, orang-orang lalu lalang berdesakan, mata mereka melirik kanan kiri, dari arah kiri sebuah pengawalan datang dari luar pintu gerbang KPU Sumbar, pasangan Mahyeldi-Vasko Ruseimy, di saat itu pula ROMPI Sumbar menyerahkan dokumen hasil rembuk yang berisi gagasan kepada pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumbar 2024. Meski penyerahan dilakukan sembari mengikuti langkah kakinya, tidak membuat ROMPI Sumbar surut, agar gagasan untuk Sumatera Barat pulih yang sudah dirumuskan oleh orang muda ini dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan bagi calon pemimpin Sumatera Barat 5 tahun ke depan dalam membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakannya.
Krisis Lingkungan yang Mendorong Perubahan
Sumatera Barat, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, telah lama menjadi tumpuan hidup banyak masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai masalah lingkungan mulai mengemuka. Deforestasi, penambangan liar, pencemaran air, dan alih fungsi lahan yang tak terkendali menggerogoti alam yang seharusnya menjadi warisan bagi generasi mendatang dan 16 utama lainnya, situasi ini membuat ROMPI Sumbar bergerak.
Adapun persoalan-persoalan mendasar yang dihimpun ROMPI Sumbar, dan harus menjadi perhatian serius bakal calon kepala daerah ialah;
- Krisis lingkungan dan Perampasan Sumber Daya Alam;
- Krisis Ekonomi khususnya masih tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan tidak tumbuhnya lapangan pekerjaan – sumber ekonomi yang berbasis pada kekuatan dan potensi masyarakat;
- Pendidikan yang tidak merata, berbiaya mahal dan mengarah pada kapitalisasi pendidikan;
- Tergerusnya nilai-nilai sosial - adat – kebudayaan yang dipicu diantaranya oleh distraksi teknologi dan/atau fenomena “fear of missing out”, judi online, kesehatan mental, serta kebijakan investasi yang secara sistemik menyebabkan terhapusnya identitas adat- kebudayaan (Etnosida);
- Rendahnya kualitas layanan kesehatan dan memburuknya kesehatan mayarakat akibat rusak dan tercemarnya lingkungan;
- Pengaturan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang tidak mempertimbangkan keadilan antar generasi dan keadilan ekologis, sehingga berdampak pada penyingkiran dan pemiskinan masyarakat adat dan komunitas- komunitas rakyat;
- Belum adanya road-map kebijakan daerah untuk pengakuan, perlindungan dan pemulihan hak-hak masyarakat adat, terutama tanah ulayat (termasuk hutan adat);
- Tingginya angka bencana ekologis yang dipicu oleh investasi rakus ruang dan illegal dan kebijakan pembangunan - investasi yang tidak berbasis pada kajian risiko bencana;
- Masih rendahnya kualitas pelayanan publik, terutama pada layanan sosial dan kesehatan, serta belum terbangunnya mekanisme komplain yang transparan dan akuntabilitas;
- Meningkatnya potensi penyebaran informasi hoaks dan lemahnya literasi digital;
- Hilangnya hak atas rasa aman warga negara, seperti masih banyak laporan kasus pelanggaran HAM oleh penegak hukum dan munculnya beragam kasus kriminalitas;
- Isu kesenian dan kebudayaan belum menjadi isu utama dalam kebijakan daerah;
- Masih lemahnya dukungan kebijakan dan anggaran untuk perlindungan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainya;
- Masih rendahnya moderasi beragama di Sumatera Barat;
- Belum adanya road-map konsep pertanian berkelanjutan dan berketahanan iklim;
- Masih lemahnya perlindungan hukum atas kebebasan pers dan berpendapat, Pembela HAM dan Pejuang Lingkungan;
"Menyaksikan hutan yang gundul dan sungai yang tercemar, dan persoalan sosial mulai dari perlindungan Hak Asasi Manusia, kami merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Kami ingin memastikan bahwa Sumatera Barat tetap hijau, sehat, dan berkelanjutan," ujar Irfan Fathila perwakilan ROMPI Sumbar, yang terlibat dalam penyusunan rekomendasi tersebut.
Proses Rembuk yang Menginspirasi
Rembuk yang dilakukan oleh ROMPI Sumbar bukanlah sekadar diskusi biasa. Ini adalah hasil dari serangkaian pertemuan, survei lapangan, dan dialog dengan berbagai pihak, dengan semangat kolaboratif yang menjadi pilar utama.
"Kami menyadari bahwa krisis ini tidak bisa diselesaikan sendirian. Oleh karena itu, kami melibatkan banyak pihak dalam rembuk ini, agar hasilnya benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat Sumatera Barat," jelas Irfan Fathila
Pemuda sebagai Penjaga Masa Depan
Langkah yang diambil oleh ROMPI Sumbar menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya peduli, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan. Mereka tidak sekadar menuntut, tetapi juga menawarkan solusi konkret. Bagi mereka, masa depan lingkungan Sumatera Barat bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan; itu adalah warisan yang harus dijaga.
“Kami sangat berharap sekali jika persoalan-persolan yang sudah dibahas dan resolusi yang sudah digagas dalam rembuk tersebut, beberapa tahun ke depan Indonesia, terkhususnya Sumatera Barat akan didominasi oleh kami generasi muda saat ini, kondisi Sumatera Barat dimasa depan akan dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh Pemimpin Sumatera Barat hari ini, kami tidak ingin kebijakan-kebijakan yang diambil malah memberikan dampak yang buruk bagi rakyat sumatera barat dan sudah seharusnya pemimpin Sumatera Barat mendatang harus mampu mewujudkan sumatera barat pulih dari persoalan sosial-ekologis sehingga rakyat bisa hidup berdaulat sebagaimana cita-cita ROMPI dan mandat Konstitusi.” Imbuhnya.
Dengan semangat yang tak pernah padam, ROMPI Sumbar percaya bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang berarti. Bagi mereka, perjuangan untuk lingkungan Sumatera Barat baru saja dimulai, dan mereka siap untuk terus bergerak maju. SSC/ARA