
SALIM-OK
Jakarta, sumbarsatu.com—Perlawanan kampus terhadap praktek pemilu yang curang harus dilakukan agar rezim Jokowi sadar bahwa negeri ini bukan punya mereka tetapi milik seluruh rakyat Indonesia yang tidak bisa mereka atur sekehendak hati.
Mulai dari pernyataan di UGM, berlanjut di UII, UI, ITB, Unpad, UIN, UNJ, Unand dan IPB kemudian akan diikuti oleh universitas lain yang curiga rezim ini akan curang, menunjukkan perlawanan terhadap rezim ini sudah masif. Jika sudah seperti biasanya umur rezim ini dan penerusnya tidak akan lama lagi.
Pegiat demokrasi yang juga tokoh Malari 1974 Salim Hutajulu menyatakan hal itu, Sabtu, 3 Februari 2024 menanggapi mulai maraknya perlawanan kaum terdidik terhadap rezim Jokowi yang dicurigai akan melakukan kecurangan dalam pemilu bulan depan.
“Kondisinya sama dengan kejatuhan rezim Orde Baru, katanya, yang diawali dengan ketidakpercayaan kampus dengan cepat merambat dan menjatuhkan rezim Soeharto yang sangat perkasa selama 32 tahun,” kata Salim Hutajulu seperti dikutip KBA News.
Salim Hutajulu mengatakan pernyataan dari perguruan tinggi menyerukan agar melawan kecenderungan pemilu curang yang nampaknya akan dilakukan rezim Jokowi untuk memaksakan kemenangan paslon nomor 2 yaitu Prabowo yang berpasangan dengan Gibran, anak Jokowi.
Pernyataan dari UI, kata Salim, jelas-jelas mencurigai bahwa rezim Jokowi akan curang. Karena itu, pernyataan tersebut mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia mengawasi dan mengawal Tempat Pemungutan Suara (TPS) di tempatnya masing-masing.
Dia menambahkan pernyataan itu bukan tanpa dasar. Rakyat melihat kecurangan itu dengan mata telanjang. Mulai dari paket bansos yang seharusnya merupakan bantuan negara dilebeli gambar paslon tertentu. Lalu, para menteri berkampanye membagi-bagikan bantuan.
“Puncaknya adalah ulah Jokowi yang terang-terangan kampanye untuk anaknya dengan memakai fasilitas negara,” kata tokoh senior alumni UI.
“Rakyat harus melawan. Jangan biarkan Indonesia jatuh ke rezim korupsi, kolusi dan nepotisme lewat pemilu curang, sambung Salim Hutajulu. SSC/KBA