Ikan budi daya keramba jala apung (KJA) di Danau Maninjau, semakin banyak yang mati, Kamis (6/2/2020).
Agam, sumbarsatu.com-Ikan budi daya keramba jala apung (KJA) di Danau Maninjau, semakin banyak yang mati, Kamis (6/2/2020).
Kalau Rabu (5/2/2020), ikan KJA yang mati baru di Linggai, nagari Duo Koto, kamis (6/2/2020), ikan dalam KJA petani ikan di Muaro Tanjung, Nagari Koto Kaciak juga sudah mulai mati.
Menurut Tokoh Masyarakat Tanjung Raya, yang juga salah seorang petani ikan di Koto Kaciak, Erman Tanjung, sudah sekitar 7 sampai 8 ton ikan KJA yang mati di Muaro Tanjung.
“ ikan yang mati berada di KJA yang padat isinya. Sementara KJA yang tidak terlalu padat, ikannya masih selamat,” ujarnya, Kamis (5/2/2020).
Di Linggai, menurut informasi dari Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKP) Agam, Ermanto, S.pi, M.Si, keadaan Kamis (6/2/2020), sudah sekitar 53 ton ikan KJA yang mati.
Ia juga menyampaikan, ikan yang mati layoritas berada dalam KJA yang terlalu padat isinya. Sementara yang berisi 4 ribu sampai 5 ribu benih ikan, masih selamat.
Ke depan ia menyarankan, agar petani ikan tidak terlalu banyak menebarkan benih ikan pada petak KJA mereka.
Bila terlalu banyak, kemungkinan mati lebih besar, bila ada angin kencang mengaduk isi perut danau.
Menjawab >sumbarsatu.com, Ermanto menyebutkan, tidak tertutup kemungkinan kawasan kematian ikan akan berambah luas ke tempat yang kini masih aman,
Untuk itu, ia mengingatkan agar petani ikan di kawasan salingka Danau Maninjau. Agar meningkatkan kewaspadaan. Bila ada tanda-tanda ikan mulai “keracunan,” segera lakukan panen, atau memindahkan ikan dari KJA ke tempat yang dirasa aman, seperti ke kolam ikan di luar danau. (MSM)