Jum'at, 14/11/2025 23:36 WIB

AKKOPSI dan HAKLI Mengunjungi Payakumbuh

 
Payakumbuh, >sumbarsatu.com — Di tengah meningkatnya kebutuhan layanan makanan bergizi yang aman, Pemko Payakumbuh memperkuat standar higiene dan sanitasi di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
 
Langkah ini dipandang sebagai fondasi penting untuk memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) benar-benar memenuhi prinsip keamanan pangan bagi puluhan ribu penerima manfaat.
 
Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, menyatakan keseriusannya saat menerima kunjungan Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) di Aula Ngalau Indah, Balai Kota Payakumbuh, Jumat (14/11/2025).
 
Kunjungan dua lembaga tersebut dinilai memberi dukungan teknis sekaligus memperkuat implementasi Aksi Nyata Laik Higiene Sanitasi (LHS) di lapangan.
 
“Melalui aksi ini, kita tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya higiene dan sanitasi, tetapi juga menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat,” kata Wako Zulmaeta.
 
Ia menegaskan bahwa LHS bukan sekadar formalitas, tetapi instrumen penting dalam memastikan seluruh makanan yang disajikan SPPG aman, bebas kontaminasi, dan memenuhi standar kebersihan.
 
Menurutnya, aspek keamanan pangan tidak dapat dipisahkan dari upaya meningkatkan status gizi anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
 
Penguatan standar ini juga disebut sebagai bagian dari intervensi spesifik pemerintah untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
 
Hingga saat ini terdapat 14 SPPG beroperasi di Kota Payakumbuh yang melayani 44.347 jiwa.
 
Dua di antaranya telah memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yakni: Yayasan Badunsanak Anugerah Barokah, Kelurahan Koto Baru dan Yayasan Nurul Huda, Kelurahan Kapalo Koto Ampangan.
 
Sebanyak 12 SPPG lainnya sedang dalam proses penilaian untuk memperoleh sertifikat yang sama.
 
Zulmaeta menegaskan bahwa sertifikat tersebut tidak boleh dimaknai hanya sebagai dokumen, tetapi harus diterapkan sepenuhnya dalam penyelenggaraan layanan harian SPPG.
 
Selain menyoroti higiene dan keamanan pangan, Pemko Payakumbuh juga memperhatikan pengelolaan limbah dari kegiatan SPPG.
 
Saat ini, limbah makanan telah diolah menjadi pakan ternak, makanan magot, serta pupuk organik yang dimanfaatkan Dasawisma di sekitar lokasi SPPG.
 
Sementara minyak jelantah disalurkan kepada pengepul untuk didaur ulang kembali.
 
“Alhamdulillah, Program MBG di Payakumbuh memberi dampak positif, mulai dari meningkatnya gizi dan ekonomi masyarakat hingga kehadiran, konsentrasi, serta prestasi belajar siswa,” ujarnya.
 
Ia menambahkan, keberhasilan MBG tidak terlepas dari peran aktif Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang secara rutin melakukan pembinaan dan monitoring ke seluruh SPPG.
 
Kolaborasi lintas sektor disebut menjadi kunci agar program ini berjalan berkelanjutan dan semakin berkualitas.-(IMA) 
 

BACA JUGA